WahanaNews-Papua I Berdiri sejak 2019 di SP Kampung Yasa Mulya, Distrik Tanah Miring kemudian berkembang membangun gilingan baru di Jalan Poros SP3 Kampung Sumber Harapan, Distrik Tanah Miring awal 2020.
Gilingan Anak Medan merupakan unit mesin penggilingan padi atau Rice Milling Unit (RMU) terbesar di Kabupaten Merauke, Papua.
Baca Juga:
Cetak SDM Petani Unggul, Generasi Z Diminta Aktif di Dunia Pertanian
Berdiri sejak 2019 di SP Kampung Yasa Mulya, Distrik Tanah Miring kemudian berkembang membangun gilingan baru di Jalan Poros SP3 Kampung Sumber Harapan, Distrik Tanah Miring awal 2020.
Eksistensinya melaju pesat hingga diresmikan oleh Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (SYL) 3 September 2021 lalu.
Dikutip dari Tribun-Papua, pengelola Gilingan Anak Medan, Panji Ahmad Satria menuturkan, keberadaan gilingan Anak Medan yang digagas Petani Millenial Merauke, Serka Ardian Manullang untuk membantu petani di Tanah Miring, Sermayam, Salor, Kurik, dan sekitarnya.
Baca Juga:
Kisah Pilu Pemuda Peserta Petani Milenial di Jabar, Merasa Dijebak Untung Tak Dapat Malah Terjerat Utang
Dengan mengembangkan inovasi Bed Dryer System Indirect/uap. Bahkan, mesin RMU sangat modern dengan fasilitas sarana terbaik nomor 1 di Merauke.
“Kita produksi (beras, red)perhari minimal 15 ton. Kalau lembur bisa 21 ton sehingga perbulannya kita bisa produksi 350 ton bahkan lebih,” ungkapnya disela-sela kesibukan, Rabu (3/11/2021).
Panji menjelaskan, produksi beras di gilingan Anak Medan dikirim ke Timika, Jayapura, Sorong, dan Fak-fak, Biak, hingga Nusa Tengara Timur (NTT).
Terbanyak suplai beras di Timika karena dalam sebulan ketika stok beras habis langsung dikirim lagi. Sedangkan Jayapura dan Sorong masing-masing disuplai beras 2 kontainer perbulannya.
Satu kontainer mengangkut 25 ton sehingga Jayapura mendalat 50 ton dan Sorong.
“Bulan lalu Timika dikirim 10 kontainer. Awal November 2021 kita juga kirim 7 ton ke Timika. Pertengahan bulan ini bisa kirim lagi,” bebernya.
Pria usia 25 tahun ini mengatakan, gilingan anak medan juga baru saja melakukan pengiriman pertama ke Kupang dan Labuan Bajo sejalan baru diresmikan oleh Menteri Perhubungan RI.
“Alhamdulillah sejak datangnya menteri pertanian, dibuka jalan baru ke Pomako. Tol laut ke Kupang dan Labuan Bajo hingga kembalinya membuka jalan bagi kami,” ucapnya.
Sambung Panji, tak ada biaya antar jemput gabah bagi masyarakat Distrik Tanah Miring, dan Muram Sari. Sedangkan bagi petani di Salor, Kumbe, dan Kurikhanya kenai biaya solar Rp 150 ribu. Satu mobil bisa mengangkut 120 karung/sak.
Kini gilingan Anak Medan sudah mempekerjakan 12 orang dibagian muatan dan 9 orang dipenggilingan.
“Harapan terbesar kita bisa ekspor beras sampai PNG,” tandas Panji. (tum)