Papua.WahanaNews.co, Manokwari - Jaringan Damai Papua (JDP) merespon positif temuan Perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia di Provinsi Papua terkait kematian sia-sia Michel Kurisi Doga, 28 Agustus 2023 lalu di Distrik Kolawa, Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua Pegunungan.
JDP menyampaikan keprihatinan mendalam atas situasi "pemupukan" konflik yang terus menerus dan intensif berlangsung dan diduga keras melibatkan pihak-pihak berkepentingan (stakeholder) konflik itu sendiri.
Baca Juga:
Dua Tukang Ojek Tewas, Diduga Ditembak KKB
Demikian disampaikan Juru Bicara (Jubir) JDP, Yan Christian Warinussy, SH di Manokwari dalam keterangan pers, Sabtu (21/10/2023).
Kata dia, temuan Perwakilan Komnas HAM RI di Provinsi Papua yang disampaikan Kepala Perwakilan Komnas HAM RI Frits Ramandey belum lama ini yang menduga adanya keterlibatan oknum atau pihak lain atas sebab dan akibat dari kematian Michelle Kurisi Doga.
Hal ini memperkuat asumsi, siapa sesungguhnya dalang dibalik kematian sia-sia Doga tersebut menjadi misteri.
Baca Juga:
Diduga Ditembak KKB di Puncak, Dua Tukang Ojek Dilaporkan Tewas
Di sisi lain, kata Warinussy bahwa sikap tegas menolak keterlibatan anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN PB) yang disampaikan salah satu pimpinan bernama Egianus Kogoya pula semakin memperkuat dugaan JDP tentang adanya pihak-pihak tertentu di negara ini yang sama sekali tidak menginginkan diakhirinya segera konflik bersenjata di Tanah Papua selama lebih dari 50 tahun terakhir ini.
"JDP meminta dengan hormat agar Komnas HAM RI melalui dukungan Perwakilan Propinsi Papua untuk terus menginvestigasi kasus kematian sia-sia saudari Michel Kurisi Doga tersebut," pinta Warinussy.
Langkah Komnas HAM RI Perwakilan Propinsi Papua untuk menyurati Panglima Kodam XVII Cenderawasih adalah tepat dan proporsional sesuai amanat Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM) dan Undang Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM maupun amanat Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres RI) Nomor 50 Tahun 1999 tentang Komnas HAM RI.
JDP tak jemu dan tak akan berhenti menyerukan kepada semua pihak berkepentingan (stakeholder) dalam konflik sosial politik di Tanah Papua, baik TPN PB yang senantiasa secara tersirat disebut Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) maupun institusi keamanan negara seperti TNI dan Polri agar segera mengakhiri kontak bersenjata dan menghentikan ambisi saling menyerang diantaranya yang sudah berlangsung puluhan tahun di atas Bumi Cenderawasih.
JDP yakin bahwa damai itu indah dan karenanya kami menyerukan agar para petinggi TPN PB seperti Egianus Kogoya dan Panglima TNI maupun Kapolri untuk dapat mengambil langkah mengakhiri konflik yang sudah sangat banyak menyita waktu, tenaga dan biaya serta banyak mengakibatkan kasus kematian sia-sia warga sipil, terutama Orang Asli Papua (OAP) disekitar wilayah konflik tersebut di Tanah Papua.
"JDP bersedia menolong dan memberi supervisi kepada para pihak untuk dapat mengambil langkah komunikasi informal sebagai media didalam memulai percakapan menuju tercapainya Papua Tanah Damai," tutup Jubir JDP Yan Christian Warinussy.
Diberitakan sebelumnya, Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo mengutuk keras kebrutalan pembunuhan ini.
"Pembunuhan ini sadis dan kejam. Bagaimana beberapa orang laki-laki bisa melakukan tindakan seperti ini terhadap seorang perempuan, bahkan merekamnya dan menyebarkannya," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (9/10/2023).
Kata dia, Operasi Damai Cartenz 2023 berhasil menangkap tiga terduga pelaku pada tanggal 5 Oktober 2023, yaitu PM di Jayawijaya, AW di Jayapura, dan RK alias RM di Tolikara. Total terduga pelaku diperkirakan berjumlah tujuh orang.
Kombes Benny juga mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil penyelidikan awal, kasus ini diduga merupakan pembunuhan berencana yang dilakukan oleh tujuh terduga pelaku yang memiliki inisial PM, AW, RK, KW (DPO), JW (DPO), DW (DPO), dan K (DPO).
Para pelaku diduga merupakan anggota KNPB yang secara aktif menyebarkan propaganda negatif tentang isu Papua di media sosial.
Saat ini, ketiga terduga pelaku telah diamankan di Polda Papua untuk menjalani proses penyidikan lebih lanjut.
Saat ini, pihak berwenang terus menyelidiki kasus ini untuk mengungkap semua pihak yang terlibat dalam pembunuhan mengerikan ini, demikian Kombes Benny.
[Redakur: Amanda Zebahor]