WahanaNews-Papua | Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Mayjen Maruli Simanjuntak, menyoroti sejumlah ancaman militer bagi Indonesia.
Ada lima ancaman, dari Papua hingga Laut China Selatan, kata Maruli.
Baca Juga:
Edy Rahmayadi Ziarah ke Makam Mantan Ketua DPRD Propsu di Karo
"Ada ancaman di Laut China Selatan, terus ada tentang Ambalat. Itu memang banyak dari sektor laut. Mungkin yang darat ya Papua," kata Maruli Simanjuntak kepada awak media di Denpasar, Senin (24/1/2022). Dikutip dari Detik.com.
"Ada lima wilayah yang memang perlu diaktifkan, yaitu Ambalat, Laut China Selatan, Papua, Aceh, terus memang masih ada yang perlu diselesaikan," imbuh Maruli.
Namun dia tak menyebut wilayah ke-5 yang turut menjadi ancaman.
Baca Juga:
Jadi KSAD, Jokowi Dikabarkan Lantik Letjen TNI Maruli Simanjuntak Hari Ini
Maruli menuturkan, terkhusus mengenai Papua, pembicaraan tersebut memang sudah lama ada, khususnya mengenai penugasan tentara di wilayah tersebut.
Dia menyebut penugasan tentara di Papua sedang dievaluasi oleh Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
"Tentang penugasan yang sedang dievaluasi oleh Panglima TNI dan juga KASAD tentang di Papua. Jadi bagaimana sebenarnya teknis yang baik, itu mungkin yang kita coba diskusikan sehingga mendapatkan suatu SOP yang baik," kata Maruli.
Maruli menilai sebenarnya tidak ada hubungan antara jumlah tentara dan efektivitas.
Baginya, tidak masalah tentara di wilayah Papua dalam jumlah banyak asalkan kinerjanya efektif.
Bila tidak efektif, timbul peluang terjadinya pelanggaran.
"Dengan SOP yang baik, sebenarnya itu bisa jadi lebih banyak itu lebih baik. Tapi kalau banyak, (namun) tidak tahu apa yang harus dikerjakan mungkin dan lain sebagainya sehingga membuat itu peluang-peluang malah pelanggaran. Ini salah satu yang nanti akan kita saya akan lebih detail kan lagi setelah bekerja," ungkapnya.
Di sisi lain, Maruli menegaskan bahwa tugas TNI sesuai perkembangan zaman, yakni untuk mempertahankan negara kesatuan. Karena itu, khususnya Kostrad, juga berencana mendapatkan alat utama sistem senjata (alutsista) dari Kementerian Pertahanan (Kemhan).
"Jadi kita tidak bisa juga mengindahkan tentang kemampuan alutsista untuk menghadapi musuh dari luar, itu juga banyak. Kemarin kami di Kemhan, itu (alutsista) sudah kita diskusikan juga. Mungkin ada beberapa yang didukungkan ke Kostrad," tutupnya. [hot]