Papua.WahanaNews.co, Timika | Miras atau Minuman Keras, telah lama menjadi topik hangat yang mendapat perhatian di berbagai lapisan masyarakat.
Sebagai sebuah isu yang kompleks, saya ingin menyampaikan pandangan saya tentang MIRAS sebagai bagian dari upaya edukasi dan kesadaran diri.
Baca Juga:
Seorang Wanita Tewas Usai Minum Miras di Tempat Hiburan Malam Jakarta
Pertama, saya ingin menekankan bahwa “MIRAS TIDAK SALAH”. Miras sebagai produk atau bahan itu sendiri bukanlah masalah. Yang menjadi masalah adalah perilaku individu dalam mengkonsumsinya.
Saya percaya pesan yang lebih tepat adalah: “Orang yang Konsumsi MIRAS adalah yang Bertanggung Jawab.
Penting bagi kita untuk menyadari bahwa MIRAS dapat membawa dampak serius dalam kehidupan kita, seperti yang telah banyak dibuktikan.
Baca Juga:
Siswa Dibully hingga Masuk RS, SMK Gorontalo Sebut Tak Ada Perundungan
Ini bukan hanya masalah individu, tetapi juga berdampak pada keluarga dan orang lain. Konsumsi berlebihan atau tidak bijak dapat merugikan diri sendiri dan orang-orang di sekitar.
Mengingat bahaya MIRAS, kita perlu menerapkan kesadaran diri yang lebih tinggi dalam pengambilan keputusan.
Sudah banyak upaya dari berbagai pihak, termasuk tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, perempuan, pemuda, dan media massa, dalam melakukan edukasi dan menyampaikan pesan tentang bahaya MIRAS. Namun, kesadaran pribadi tetap menjadi kunci utama.
Pendidikan juga harus menjadi bagian integral dalam upaya ini. Saya merekomendasikan langkah-langkah berikut:
(1) Pendekatan di Sekolah: Materi pendidikan tentang bahaya MIRAS sebaiknya diintegrasikan dalam kurikulum sekolah. Ini akan membantu siswa memahami risiko yang terkait dengan MIRAS sejak dini.
(2) Pendidikan dalam Keluarga: Orangtua memiliki peran penting dalam membimbing anak-anak mereka tentang bahaya MIRAS. Perbincangan di rumah tentang konsekuensi negatif dari MIRAS akan membantu menciptakan kesadaran sejak dini.
(3) Peran Tokoh Agama: Tokoh agama dapat memainkan peran kunci dalam memberikan pengajaran moral tentang bahaya MIRAS dalam kehidupan sehari-hari.
(4) Terus Mengingatkan: Tokoh masyarakat, adat, pemuda, dan perempuan harus terus mengingatkan masyarakat akan bahaya MIRAS dan memberikan dukungan moral.
Penting untuk dicatat bahwa melarang MIRAS atau menghukum penjual MIRAS tidak selalu efektif. Yang lebih penting adalah memberikan pendidikan yang memadai dan menciptakan kesadaran pribadi yang kuat sehingga individu membuat keputusan yang bijak dan bertanggung jawab terkait MIRAS.
Saya ingin mengajak kita semua untuk menjalani hidup yang lebih baik, sejalan dengan pesan ini: “Ikut Jalan Tuhan, Jauhkan Diri dari Bahaya MIRAS.” Kehidupan kita masih panjang, dan kita memiliki tanggung jawab untuk menjaganya dari bahaya MIRAS.
Mari kita tinggalkan stigma dan saling menyalahkan, dan bersama-sama kita upayakan pendidikan, kesadaran, dan perubahan yang positif dalam mengatasi isu MIRAS. Semua ini adalah langkah yang diperlukan untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan sadar. Saya berbagi opini ini sebagai sebuah pengingat dan harapan untuk perubahan yang lebih baik. Terima kasih.
Penulis : Pendeta Ferdinans C Hukubun
Editor/Redaktur : Hotbert Purba