Papua.WahanaNews.co,Mamberamo - Kunjungan Pj Gubernur Papua Muhammad Ridwan Rumasukun di Kabupaten Mamberamo Raya belum lama ini, meninjau secara langsung program penurunan angka stunting.
Penjabat Gubernur Papua Muhammad Ridwan Rumasukun meminta Pemkab Mamberamo Raya meningkatkan peran Posyandu, agar dapat mengambil bagian dan berperan penting menekan angka stunting di wilayah tersebut.
Baca Juga:
Pemerintah Kota Semarang Raih Penghargaan Terbaik I Penanganan Stunting di Jawa Tengah
Pj Gubernur menyampaikan bahwa angka stunting di Kabupaten Mamberamo Raya adalah yang tertinggi di Provinsi Papua.
Pada Tahun 2022 (e PPGBM) adalah sebesar 25,35 %, sementara pada tahun 2023 meningkat menjadi 30,8 % (e PPGBM).
"Upaya menurunkan angka stunting, saya bersama pak Sekda dan beberapa kepala SKPD datang dan melihat langsung serta berdiskusi dengan semua pemangku kepentingan agar di tahun depan harus ada penurunan angka stunting di Kabupaten Mamberamo Raya," ujarnya.
Baca Juga:
Bele Mo'o Sehati: Strategi Dinkes Gorontalo Tangani Stunting dengan One Stop Service
Pj Gubernur menyerahkan sejumlah bantuan guna pengembangan ekonomi, menekan penurunan angka stunting, pengendalian inflasi dan penanganan kemiskinan ekstrim.
Diketahui, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak usia di bawah dua tahun yang secara pasti disebabkan oleh masalah gizi kronis.
Masalah tersebut dapat berupa asupan gizi yang kurang dalam jangka waktu yang lama, pada umumnya karena makanan yang dikonsumsi tidak sesuai dengan kebutuhan gizi pada anak di bawah dua tahun.
Keadaan ini mengakibatkan terhambatnya perkembangan otak dan fisik, kerentanan terhadap penyakit, sulitnya anak berprestasi, dan saat dewasa sangat mudah menderita obesitas sehingga berisiko terkena penyakit jantung, diabetes, dan penyakit lainnya.
Seorang anak dikatakan mengalami stunting jika secara fisik pada umumnya anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya, proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda/kecil untuk usianya, memiliki berat badan rendah untuk anak seusianya, dan pertumbuhan tulangnya mengalami penundaan.
Diberitakan sebelumnya, penderita stunting di beberapa wilayah Papua masih tinggi, yakni dikisaran angka 30 persen. Salah satu penyebab utamanya adalah sangat kurangnya informasi tentang bagaimana pemberian asupan gizi dan pola hidup yang berkualitas bagi ibu hamil dan bayi. Angka stunting di Papua masih tinggi dari target nasional di bawah 10 persen. [Redaktur: Hotbert Purba]