Wahananews-Papua | Ketersediaan obat suntik untuk penyakit malaria di RSUD Jayapura mengalami kekosongan hingga kurun waktu hampir sebulan.
Meski demikian, RSUD Jayapura memastikan, pelayanan kesehatan untuk pasien, khususnya penderita malaria tetap berjalan.
Baca Juga:
Tokoh Agama Papua Apresiasi Keberhasilan Ops Damai Cartenz-2024 dalam Menciptakan Kedamaian dan Keamanan Papua
"Disini kami masih ada obat malaria oral, kemudian ada juga dokter spesialis yang nantinya akan langsung melayani pasien, bahkan sampai pemeriksaan laboratorium yang pasti secara keseluruhan semuanya berjalan normal," ujar Direktur RSUD Jayapura, Anton Mote di Jayapura, Rabu kemarin (13/7/2022).
Anton menjelaskan, malaria merupakan penyakit ketiga terbanyak yang ditangani RSUD Jayapura. Dimana, rata-rata dalam sehari, ada 50-100 pasien malaria yang dirujuk ke rumah sakit tersebut.
"Pasien malaria di RSUD Jayapura cukup tinggi. Sudah pernah ada pasien yang meninggal karena menderita sakit malaria yang disertai komplikasi penyakit lainnya. Kalau malaria saja mungkin cepat membaik, tapi perlu penanganan cepat dan tepat pula," ungkapnya.
Baca Juga:
Minimalisir Angka Kecelakaan Lalu Lintas, Polda Papua Gelar Operasi Zebra Cartenz 2024
Ia juga mengungkapkan, ketersediaan obat suntik malaria atau artesunate di RSUD Jayapura kini tengah mengalami kekosongan. Obat malaria artesunate itu sudah tidak tersedia alias kosong sejak tiga minggu lalu.
"Artesunate ini diberikan melalui infus untuk pasien malaria berat. Karena stoknya kosong, kita pakai obat malaria oral dulu," terangnya.
Terkait kondisi ini, Anton menyatakan bahwa pihaknya sudah berupaya untuk menghubungi pihak vendor farmasi dan distributor dari kimia farma.
Diperkirakan, obat malaria artesunate ini baru akan tersedia dalam satu atau dua minggu kedepan.
"Secara nasional obat ini memang lagi kosong. Kami sudah bangun komunikasi dengan vendor dan distributor. Kami harapkan obat ini bisa segera tersedia kembali," pungkasnya. [hot]