WahanaNews-Papua I "…masyarakat Papua yang saya cintai, yang saya kasihi, dan saya sayangi. Huwe foi. Onomi reimai. Wa, wa, wa. Salam olahraga!” demikian cuplikan awal sambutan Presiden Joko Widodo yang disambut meriah ribuan penonton yang hadir dalam Pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 di Stadion Lukas Enembe, Kampung Harapan, Sentani, Kabupaten Jayapura, Sabtu (2/10/2021) malam.
Dua ucapan tersebut berasal dari bahasa Papua yang sering diucapkan oleh masyarakat setempat dalam keseharian mereka.
Baca Juga:
Komisi X DPR Kritik Keras Gubsu Edy yang Jewer Pelatih PON
Huwe foi dan onomi reimai berasal dari bahasa Sentani yang maknanya selamat malam, selamat datang, dan Tuhan Memberkati. Sedangkan kata "wa wa wa"berasal dari masyarakat di wilayah pegunungan Papua yang digunakan untuk membuka atau menutup pembicaraan.
Penyelenggaraan PON XX Papua Tahun 2021 dikatakan Kepala Negara punya makna besar bagi seluruh rakyat Indonesia. PON Papua adalah panggung persatuan, panggung kebersamaan, dan panggung persaudaraan.
Dana dari pemerintah pusat yang dikucurkan bagi pelaksanaan PON Papua amat besar. Totalnya dari 2018--2021 sebanyak Rp10,43 triliun.
Baca Juga:
Tim Medis PON XX Papua Belum Terima Honor, DPR Papua Minta Audit
Penyelenggaraan pesta olahraga terbesar Indonesia ini juga menggambarkan kemajuan Papua dan kesiapan infrastruktur di Tanah Papua. Ini bukti rakyat Papua siap menggelar ajang nasional maupun bertaraf internasional.
"Stadion yang sangat megah ini bukan satu-satunya simbol kemajuan Papua. Konektivitas laut, darat, dan udara, bandara, pelabuhan, jalan lintas Papua, serta pengembangan sumber daya manusia Papua merupakan capaian-capaian lain Papua yang sangat membanggakan ini," lanjutnya.
Pada kunjungannya ke tanah Cenderawasih, Presiden Jokowi juga meresmikan dimulainya pembangunan Papua Youth Creative Hub untuk mencetak wirausaha-wirausaha yang sukses, yang bisa meningkatkan nilai tambah dari potensi-potensi yang ada di Papua.
"Prestasi anak muda Papua harus terus dipupuk dan kita kembangkan, prestasi atlet Papua seperti Lisa Rumbewas, atlet angkat besi, Serafi Anelies Unani dari cabang atletik, Franklin Ramses Burumi juga atletik, Boaz Solossa sepak bola, harus diikuti oleh anak muda-anak muda Papua lainnya," ungkap Presiden Jokowi.
Selain di bidang olahraga, kreativitas di bidang musik, seni dan budaya juga sangat membanggakan. Presiden saat meresmikan tujuh venue pertandingan PON di Kota dan Kabupaten Jayapura, salah satunya Istora Papua Bangkit, mengingatkan agar aset tersebut bisa dimanfaatkan untuk kegiatan produktif rakyat Papua.
Opening Ceremony PON XX kali ini sekaligus menandai goresan sejarah baru bagi tanah Papua dan Indonesia. Ini merupakan kali kedua hajatan olahraga akbar empat tahunan itu digelar di wilayah Indonesia timur, setelah PON IV 1957 di Makassar (dulu Ujung Pandang), Sulawesi Selatan.
Memang tidak mudah menggelar PON XX di Provinsi Papua. Proses menjadi sebagai tuan rumah PON XX juga harus melewati berbagai rintangan. Kurang lebih, mereka harus menanti selama delapan tahun untuk menggelar multievent bergengsi di Indonesia ini.
Pelaksanaan PON XX juga sempat tertunda selama setahun akibat pandemi Covid-19. Awalnya akan diselenggarakan pada 2020, diundur sampai ke 2021.
Berbagai persiapan seperti pembangunan venue terus dikebut hingga pertengahan 2021. Akhirnya sejarah baru itu digoreskan tepat 2 Oktober 2021. Provinsi Papua resmi menjadi tuan bagi para tamu dari 33 Provinsi dalam ajang PON XX.
PON 2021 Papua diikuti 7.039 atlet dan 3.576 orang ofisial dari 34 provinsi. Para atlet akan bertanding pada 37 cabang olahraga, 56 disiplin pertandingan, 681 nomor pertandingan, serta memanfaatkan 44 arena lomba. Para olahragawan ini akan memperebutkan 681 medali emas, 681 perak, dan 681 perunggu.
Dukungan Pusat
Dana dari pemerintah pusat yang dikucurkan bagi pelaksanaan PON Papua juga amat besar. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan, dana untuk menggelar PON XX yang sedang berlangsung di Papua dari 2 Oktober hingga 15 Oktober.
"Biaya persiapan dan penyelenggaraan PON ke-20 di Papua dibiayai sejak 2018--2021 oleh APBN," tulis Sri Mulyani dalam unggahan Instagram @smindrawati, Minggu (3/10/2021).
Menkeu Sri Mulyani memaparkan, dana itu disalurkan melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Jumlah ini terdiri dari dana tambahan infrastruktur (DTI), dana otonomi khusus (Dotsus), dana bagi hasil (DBH), dan dana alokasi khusus fisik (DAKF).
Alokasi dana ini juga termasuk belanja kementerian/lembaga (K/L) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Perhubungan, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), dan TVRI/RRI.
Menkeu merinci pengeluaran APBN bagi PON Papua sejak 2018 sampai 2021. Pada 2018, Kemenkeu mengucurkan DTI Rp881,5 miliar dan belanja K/L Rp211,2 miliar. Total pendanaan untuk 2018 mencapai Rp1,092 triliun.
Sementara pada 2019, dana dari DTI ada Rp716,5 miliar, Dotsus Rp1,10 triliun, DBH Rp1,708 triliun, DAK Fisik Rp82,53 miliar dan dana belanja dari K/L sebesar Rp758,93 miliar. Jadi total pendanaan 2019 mencapai Rp4,368 triliun.
Pada 2020, dana dari DTI sebesar Rp140,5 miliar, Dotsus Rp1,44 triliun, DAK Fisik Rp18,55 miliar, dan K/L Rp 999,66 miliar, sehingga totalnya mencapai Rp2,598 triliun.
Terakhir, dana dari belanja K/L Rp 793,73 miliar, serta bantuan pemerintah pusat melalui Kemenpora ke Papua Rp1,58 triliun masuk pada 2021 sehingga total tahun ini Rp2,373 triliun. Dengan demikian, jika dihitung dari 2018 hingga tahun ini total dukungan pusat agar PON Papua terwujud mencapai Rp10,43 triliun.
Gubernur Papua Lukas Enembe juga menyampaikan terima kasih kepada Presiden Jokowi yang dikatakannya masyarakat sangat merindukan pelaksanaan PON di Papua. “Tanpa dukungan Bapak, PON di Papua tidak akan terlaksana,” kata Lukas Enembe.
Lukas Enembe menyatakan, PON XX ini telah melalui banyak sekali evaluasi dan monitoring yang rutin dan berkelanjutan. Hingga akhirnya diputuskan untuk tetap melaksanakan hajatan akbar ini dengan berbagai pembatasan dan penyesuaian. “Saya percaya bahwa pesta olahraga terbesar ini menjadi perekat konsep kesatuan yang dimiliki oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tukas Gubernur Papua. (tum)