Papua.WahanaNews.co, Tiom - Pendidikan adalah senjata paling tercanggih yang ada di muka bumi ini, ketika kemajuan pendidikannya baik maka pembangunan di berbagai sektor akan lebih maju.
Pentingnya pendidikan harus dimulai dari Honai.
Baca Juga:
Derap Pembangunan 23 Tahun Otonomi Khusus di Papua, Refleksi dan Capaian di Papua Barat Daya
Honai adalah sebuah rumah tradisional adat yang dimiliki oleh beberapa suku besar di wilayah Pegunungan Papua, diantaranya; Kabupaten Jayawijaya Wamena, Lanny jaya, Tolikara, Ndugama, Puncak Jaya, Puncak Ilaga, Mamberamo Tengah dan Yali.
Honai ini ibarat sebuah organisasi yang diberikan, didirikan, dibangun oleh Tuhan sendiri yaitu ada suatu ikatan yang kuat, kokoh, ada didalam antaranya kepala keluarga disebut laki - laki/suami, istri dan anak - anak tetapi juga dengan sanak, saudara, kerabat lainnya selalu hidup serumah bersama.
Dalam organisasi kecil ini biasanya ada pemimpin yang selalu mengatur, mengurus, pemimpin itu adalah kepala keluarga sendiri kepala keluarga biasanya dengan setia, jujur, polos, transparansi mengatur istri, anak, saudara, kerabat, sahabat, sekeluarga yang ada dalam Honai.
Baca Juga:
Aktivis HAM Esra Mandosir Meninggal Dunia, LP3BH Manokwari Sebut Kematiannya Diduga Tidak Wajar
Itu sebabnya hidup dalam ikatan keluarga di Honai selalu harmonis, sehat, dan berbahagia dalam rumah maupun dalam persekutuan pelayanan sesuai profesi yang Tuhan kasih pada individu tersebut.
Tentu dalam Honai laki - laki sebagai pemimpin dan perempuan sebagai mama menjadi contoh yang baik, menjadi teladan yang baik lalu dengan setia, fokus, rendah hati mendidik kebenaran Firman Tuhan, menasihati, mendorong, memotivasi, melayani dengan penuh kasih sayang kepada anak - anak, sahabat, kerabat serumah supaya generasi emas membentuk karakter, mempunya kualitas ilmu yang tinggi dimulai dan disiapkan dari tempat yang dimana kita tinggal yaitu Honai.
Pentingnya pendidikan, sebab itu bagi bapak dan mama diwajibkan dan biasakan diri antar anak ke gereja ikut ibadah sekolah minggu pagi bersama buah hatimu, ajak ibadah keluarga, ibadah komsel dan training lainya.
Tidak hanya itu, tetapi setiap hari pagi jam sekolah bagi ayah dan ibu sebelum melakukan aktivitas sesuai jadwal mengantar anak ke sekolah terlebih dahulu.
Sementara belajar silahkan lakukan aktivitas yang direncanakan kemudian siang waktu jam pulang anak pergi jemput di sekolah supaya anak tersebut rasa memiliki, dan semangat tersendiri untuk terus belajar dengan giat, tekun, fokus dengan pelajaran yang diberikan oleh bapak dan ibu guru di sekolah dimana tempat belajar anak tersebut.
Zaman dulu beda dengan sekarang. Sekarang ini teknologi semakin maju dan canggih artinya? negara lain terjadi masalah apa saja kita di Papua saat ini juga bisa mengetahui ,sebaliknya demikian Papua terjadi masalah apa, negara lain daerah lain bisa tahu tepat sedetik ini juga.
Artinya zaman sekarang bukannya lagi kita tinggal kegelapan tetapi kita sudah ada di era keterbukaan informasi.
Sebabnya saat ini banyak generasi emas Papua menjadi korban dalam pergaulan mudi - mudi dan pergaulan lingkungan yang saat ini saya dan kita semua sedang lihat dan rasakan yaitu muda - mudi korban melalui Isap Ganja, Isap Aibon, Pesta Minuman keras "Miras", Seks Bebas, Makanan dan minuman kadarluasa, ditembak mati oleh anggota keamanan negara TNI, Polri, tabrak lari, peran suku dan lainnya yang saya tidak sebut satu persatu dalam tulisan ini.
Saat ini generasi muda - mudi sedang konsumsi barang yang saya sebut diatas ini membuat malas belajar, malas bantu ayah dan ibu di rumah, malas ke gereja, malas ke sekolah/kampus membuat otak mudi - mudi saat ini bukan adanya kemajuan tetapi malah menjadi kemunduran sangat jauh disana.
Virus penyakit sosial ini benar - benar mematikan manusia Papua oleh karena itu saat ini saya dan kita semua tinggalkan kebiasaan buruk yang selalu melakukan pesta miras, ganja, aibon dan lainnya, harus kita mendekatkan diri kepada Tuhan supaya hidup kita diperbaharui oleh Tuhan.
Ketika kita menjauhi hal - hal yang buruk, tinggalkan kebiasaan yang kurang baik lalu bergaul karib dengan Tuhan, bergaul dengan orang takut Tuhan, bergaul dengan orang memiliki kemampuan kualitas ilmunya tinggi, bergaul dengan orang rendah hati, bergaul dengan orang yang tepat maka disitulah kita akan bertumbuh, berkembang dan dewasa dalam dunia perjuangan maupun pelayanan di organisasi gereja bahkan pemerintah.
Hidup manusia ini ibaratkan dengan bunga artinya bunga dilihat cantik bagus tetapi sebentar saja matahari terbit bunga tersebut menjadi tidak bagus, sama halnya dengan hidup manusia saat ini, seperti air panas di belanga sebentar saja uap air panas naik lalu sebentar juga hilang.
Oleh karena itu, jagalah kesehatan hidup ini penuh dengan baik supaya saya dan kita semua menjadi lilin - lilin kecil menerangi bagi mereka yang membutuhkan penerangan melalui pelayanan kita sesuai profesi yang Tuhan kasih pada anda dan saya.
Orang belajar sejarah itu sangat mudah sekali tetapi ingat orang mau membuat sejarah itu sangat sulit, karena itu saat ini anda mau membuat sejarah atau mau belajar sejarah orang lain.
Saya lebih suka membuat sejarah artinya mendidik, mendorong, memotivasi, membuka mata hati rohani pada muda - mudi saat ini, melayani bagi mereka yang tak terlayani. Dengan kemampuan yang Tuhan kasih padaku dengan percaya diri entah kekurangan tentu ada sebagai manusia biasa tetapi kekurangan saya itu pasti urusan Tuhan untuk sempurnakan menjadi luar biasa.
Ibarat kiasan akan hal pentingnya pendidikan, bagi laki-laki buku jadikan istri pertama, bagi wanita sebaliknya jadikan suami pertama.
Mempersatukan mudi - mudi generasi emas Papua ini di Honai, komunitas, para - para adat, di gereja dan dimana tempat yang kita bisa berteduh dan duduk bersama memulai diskusi hal - hal yang positif untuk masa depan.
Ingat orang Amerika, Jepang, Korea, Cina, Australia, Singapura, Israel, Jawa, Sulawesi, Jakarta, Filipin dan negara lain yang saya tidak sebut satu persatu mereka itu tidak akan pernah datang membangun manusia Papua ini dengan jujur yang ada pasti mereka akan datang dengan visi khusus yaitu membunuh manusia Papua, menyiksa, mencuri, memperkosa, merampok kekayaan alam Papua yang Tuhan kasih pada Orang Asli Papua.
Maka saat ini Orang Asli Papua, ayolah jangan menutup matamu, bukalah matamu, bersatu hati, bangkitlah dari Honai, selamatkan identitasmu, bangsamu, bahasamu, budayamu, dan bersatu hati, bersatu padu, bersatu visi menentukan masa depan dari sekarang bukan besok.
Letakan sebuah pena kecil diatas kertas putih melalui catatan/goresan pena kecil itu akan hidup selamanya, diwarisi untuk generasi emas Papua dan catatan kecil diatas kertas putih melalui Pulpen akan menjadi sejarah bagi generasi Papua akan datang.
Jadi mari kita belajar dengan penting pendidikan untuk masa kini dan masa yang akan datang.
Semoga catatan kecil ini menyadarkan bagi bapa dan mama tetapi juga kita semua lalu membuka mata hati rohani yang baik untuk menentukan masa depan, baik gereja dan bangsa Papua.
Selamat membaca bagi saudara dan saudari yang setia membaca dan melaksanakannya? Tuhan Yesus Kristus sebagai Guru Agung memberkati kita semua.
Penulis Oleh : Angginak Sepi Wanimbo
Ketua DPD - PPDI PPP
Ketua DPD - PPKL & AB PPP
Wakil Ketua UMUM IPMI
Tiom, 4 Agustus 2024
[Editor: Hotbert Purba]