PAPUA.WAHANANEWS.CO, Nabire - Pemuda dan masyarakat Kabupaten Nabire, Ibu Kota Provinsi Papua Tengah, suasana memperingati Hari Noken Sedunia yang telah ditetapkan oleh UNESCO.
Peringatan tersebut berlangsung di Pasar Karang, Nabire, Kamis (4/12/2025).
Baca Juga:
Bahasa Indonesia Resmi Jadi Bahasa Kerja di UNESCO, Tanda Sejarah Baru Bangsa
Penanggung jawab kegiatan, Ando Dou, menjelaskan bahwa Hari Noken Sedunia merupakan momen penting bagi masyarakat adat Papua untuk menyuarakan identitas dan hak-hak mereka, sekaligus menyerukan perlindungan terhadap hutan adat yang semakin terancam.
“Rakyat Papua sebagai bagian dari masyarakat adat memperingati Hari Noken Dunia yang sudah ditetapkan UNESCO. Kami ingin mengingatkan bahwa Papua adalah bagian dari masyarakat adat internasional. Tanah Papua punya pemilik, hak rakyat sudah ada,” tegas Ando.
Ia menegaskan bahwa tanah Papua bukanlah tanah kosong, melainkan ruang hidup yang diwariskan turun-temurun dan layak dilindungi.
Menurutnya, aktivitas perusahaan yang masuk tanpa mempertimbangkan nasib masyarakat adat telah banyak merusak hutan.
Baca Juga:
UNESCO Rekomendasikan Green Card Kaldera Toba, MARTABAT Prabowo-Gibran Apresiasi Kerja Keras Gubsu Sinergikan Seluruh Stakeholder Khususnya Pemkab se-Kawasan Danau Toba
“Hutan adat harus dijaga. Banyak PT yang masuk dan merusak kekayaan alam. Padahal hutan itu adalah sumber utama bahan dasar noken dan tempat hidup masyarakat adat Papua,” lanjutnya.
Ando menambahkan bahwa aksi-aksi pengingat seperti ini akan terus dilakukan oleh masyarakat sebagai bentuk perjuangan mempertahankan hak serta identitas budaya.
“Ke depan kami akan terus mengadakan aksi di Hari Masyarakat Adat, Hari Noken Dunia, dan momentum lainnya, supaya masyarakat terus diingatkan untuk melindungi hutan adat,” demikian Ando Dou.
[Redaktur: Hotbert Purba]