WahanaNews-Papua | PT PLN memprioritaskan penggunaan pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) untuk melistriki kampung - kampung yang ada di Bumi Cenderawasih.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat Moch Andy Adchaminoerdin mengatakan, dengan berbasis EBT yang lebih ramah lingkungan untuk melistriki kampung - kampung dan distrik - distrik di Papua, salah satunya menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
"Pada tahun ini kami berencana membangun 48 PLTS kapasitas antara 10-120 kWp untuk melistriki 71 desa dengan fokus menuntaskan desa yang telah dibangun jaringan isolated tegangan rendah di Papua," katanya.
Menurut Andy, selain berfokus pada desa-desa, pihaknya juga terus meningkatkan keandalan sistem di kota-kota Papua dan Papua Barat.
"Daya mampu pembangkit listrik kini mencapai 545 megawatt dengan beban puncak sebesar 424 megawatt, sementara itu, rasio elektrifikasi Papua dan Papua Barat telah mencapai 96,84 persen," ujarnya.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Dia menjelaskan, untuk melistriki Papua dan Papua Barat banyak tantangan yang ada sehingga PLN memiliki terobosan dengan menyediakan teknologi yang lebih memudahkan dalam proses pendistribusian alat terutama di daerah.
"Kami menggunakan PV SPEL (Stasiun Pengisian Energi Listrik berbasis PV module) dengan APDAL (Alat Pengisian Daya Listrik)/Talis (Tabung Listrik) berbasis energi surya untuk melistriki desa-desa terpencil yang saat ini sudah digunakan di 88 desa di Papua dan Papua Barat," katanya.
Dia menambahkan hingga kini target seluruh desa di Papua dan Papua Barat, telah mencapai 96,89 persen. "Per Mei 2022, ada 198 desa atau kampung yang berhasil dilistriki dan menyisakan 229 desa atau kampung yang belum teraliri listrik," tutupnya. [hot]