WahanaNews - Papua | SD Inpres Nindonak dan para guru terkait dengan adanya berita penculikan anak yang berujung kerusuhan Wamena yang terjadi baru-baru ini menyisakan trauma dalam proses belajar mengajar di Distrik Ayumnati, Kabupaten Lanny Jaya.
Apa yang terjadi pada peristiwa di lembah Baliem tersebut menjadi trauma dan panik hingga waswas sampai di Lanny Jaya.
Baca Juga:
Universitas Baliem (UNIBA) Papua Melepas 117 Mahasiswa Mengikuti KKN
Hal tersebut disampaikan Kepala SD Inpres Nindonak, Menius Tabuni kepada Papua.WahanaNews.co di Distrik Ayumnati, Kabupaten Lanny Jaya, Senin (27/2/23).
Sejak 24 Februari lalu hingga Senin hari ini selalu datang aparat dengan peralatan lengkap di Kalini Distrik Ayumnati, juga dilengkapi dengan kamera terbang (red-Camera Drones), kata Tabuni.
Sehingga, masyarakat di tempat kami sedikit trauma dan beraktivitas sangat khawatir, juga warga menuju, dan ke kabupaten Lanny Jaya terganggu karena takut.
Baca Juga:
Politisasi 'Perang Suku' di Lembah Baliem Wamena
Kebakaran rumah di jalan Pattimura Wamena, Senin 27 Februari 2023. (Bawi Kogoya/WahanaNews)
Sama hal dengan anak -anak SD Inpres Nindonak dibatasi oleh orang tua untuk mengikuti proses belajar mengajar, karena kehadiran aparat polisi di Koberakwi, Krubelime, Kalini Distrik Ayumnat, sehingga warga sedikit takut, ujar kepsek SD Menius Tabuni.
"Kami bermohon demi kelancaran dan keberlangsungan pendidikan dan aktivitas warga, kami minta kepada pemangku kepentingan untuk membatasi keberadaan polisi yang tidak seperti biasanya, apalagi dengan peralatan lengkap siaga 1, sehingga membuat warga takut," ujar Menius Tabuni.