WahanaNews-Aceh I Pemilu 2024 masih lama dan jauh, namun kemunculan dan kelahiran Partai baru sangat kental dirasa sejak berakhirnya Pemilu 2019 kemarin yang sukses mengantarkan Joko Widodo menjadi Presiden Republik Indonesia untuk kedua kalinya.
Perayaan pesta Demokrasi lima tahunan ini terasa sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia sebab akan menjadi ajang untuk mengenal wakil mereka di Tingkat Daerah dan Pusat, tentunya calon Presiden dan Wakil Presiden yang akan memaparkan Visi Misi supaya dapat memimpin Negeri ini dengan baik lima tahun kedepan,
Baca Juga:
Kampanyekan Salah Satu Paslon, ASN di Cianjur Ditetapkan Polisi Jadi Tersangka Pidana Pemilu
Dilansir dari Channel Youtube Politician Academy, terdapat setidaknya Lima Partai baru yang akan ikut meramaikan Pemilu 2024 mendatang, siapa sajakah? yuk mengenal satu-satu dan pasti diantara anda sudah mengenalnya atau mungkin sudah akrab ditelinga, yuk kita mengenal satu-satu.
1. Partai Gelora Indonesia
Partai gelombang rakyat Indonesia atau dapat diringkas menjadi partai gelora Indonesia dan partai ini digawangi oleh Bapak Anis Matta, Fahri Hamzah, Mahfudz Siddiq dan lain-lain.
Baca Juga:
Soal Hasil Pilpres 2024: PTUN Jakarta Tak Terima Gugatan PDIP, Ini Alasannya
Jadi kalau kita ingat nama-nama tersebut adalah nama-nama aktivis atau kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Adanya konflik dan ketidakcocokan di antara para elit PKS Sehingga tokoh-tokoh tadi kemudian membentuk partai baru.
Dalam konteks infrastruktur partai gelora Indonesia merupakan partai yang infrastrukturnya cukup baik karena di dalam Kongres yang baru lalu mereka bisa mengesahkan kepengurusan di 34 provinsi di Indonesia.
Info lengkap Partai dapat diakses di web resminya www.PartaiGelora.id
2. Partai Ummat
Partai Ummat ini masih hangat sekitar akhir tahun 2019 lalu.
Partai Ummat didirikan oleh politisi senior Indonesia Yaitu Bapak Amien Rais yang juga sebelumnya membidani Partai Amanat Nasional (PAN) dan partai Ummat ini muncul karena ada konflik elit di dalam tubuh PAN sendiri di mana tidak terdapat kecocokan pemikiran antara letak Amien Rais dan kepemimpinan Pak Zulkifli Hasan
Partai Ummat siap meramaikan Pemilu 2024 dengan sosok dari Politisi Senior Indonesia Pak Amien Rais dan dengan mesin partai yang masih hangat, diharapkan mampu menjadi Partai yang siap dengan Pemilu 2024 mendatang
Info lengkap Partai dapat diakses di web resminya www.PartaiUmmat.id
3. Partai Masyumi
Partai Masyumi atau kalau di media sering disebut Partai Masyumi reborn partai ini dasar nya adalah romantisme Storyboard partai ini dinahkodai oleh Cholil Ridwan Abdullah hehamahua dan Bapak MS Kaban kalau kita lihat sebetulnya partai ini dasar nya adalah romantisme dan nostalgia di masa lalu dimana sebelum dibubarkan oleh Presiden pertama Indonesia Soekarno partai Masyumi adalah partai politik terbesar di Indonesia oleh karena itu tentu saja ada keinginan dari segelintir orang di mana romantisme dan masa sekarang di sehingga masyarakat kemudian bisa memilih partai Masyumi sebagai preferensi mereka di dalam panggung politik di Indonesia.
Info lengkap Partai dapat diakses di web resminya www.masyumi.id
4. Partai Kristen Indonesia 1945
Partai Kristen Indonesia 1945 atau sering disingkat sebagai Parkindo 1945 ini bukan partai yang baru banget sebetulnya karena di tahun 1950-an sampai 1973 Parkindo merupakan salah satu referensi atau partai politik yang muncul di Indonesia. Didirikan atau inisiatornya adalah yang sangat terkenal adalah Bapak J. leimena.
J. Lemina yang pernah menjadi Wakil Perdana Menteri Indonesia dan Parkindo 1945-sekarang dinahkodai oleh ibu Halida. Dia seorang pengusaha tambang dari Kalimantan
Info lengkap Partai belum dapat diakses di web resminya dikarena Partai Kristen Indonesia (Parkindo) 1945 belum memiliki web site resmi.
5. Partai Indonesia Terang
Partai Indonesia terang atau bisa disingkat PIT atau PINTER ini dinahkodai oleh seorang pengusaha asal Aceh bernama Ibu Hj rizayati dan gempar soekarnoputra nah ini menarik ada trah Soekarno Putra yang masuk kembali ke dalam politik praktis.
Apakah Partai Indonesia perang bisa menjadi partai yang besar dengan memanfaatkan nama dari Pak Gempar Soekarnoputra.
Info lengkap Partai dapat diakses di web site resminya www.PartaiIndonesiaTerang.com
Selain ke lima partai itu, sampai akhir bulan juni 2021 telah tercatat ada lebih sepuluh parpol baru yang muncul. Ada parpol yang sudah berstatus badan hukum, maupun parpol yang belum memperoleh pengesahan. Namun, seiring itu juga tentu mereka mengupayakan untuk mengurus legalitasnya dari Kementerian Hukum dan HAM.
Adapun parpol baru tersebut adalah Partai Era Masyarakat Sejahtera (Emas), Partai Usaha Kecil Menengah (UKM), Partai Hijau Indonesia, dan Partai Rakyat Adil Makmur (Prima).
Tak terkecuali juga kemunculan dari Partai Dakwah Rakyat Indonesia (PDRI), Partai Indonesia Damai (PID), Partai Demokrasi Rakyat Indonesia Sejahtera (PDRIS), Partai Swara Rakyat Indonesia (Parsindo), Partai Nusantara, dan Partai Negeri Daulat Indonesia (Pandai).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017, parpol baru yang boleh ikut pemilu ketika memiliki kepengurusan di seluruh provinsi, 75 persen untuk kabupaten/kota dan 50 persen untuk kepengurusan kecamatan. Sulit dimungkiri kalau persyaratan lolos verifikasi di KPU sebagai peserta pemilu 2024 bukanlah perkara gampang.
Jelas menjadi tantangan berat bagi parpol baru untuk dapat meraih suaru, apalagi sampai dapat menduduki kursi di Senayan. Sangat sulit merubah persepsi publik terhadap parpol baru yang bernada minor, sementara parpol baru tidak memiliki tokoh atraktif, tidak memiliki distingsi program yang jelas, serta tidak memiliki jejaring aktor yang bisa menawarkan kebaruan. Maka, jalan setapak pun mesti dapat diterima bagi parpol baru dalam yang perjuangan berat.
Ketika kita menengok hasil hasil Pemilu 2019, ternyata tidak satu pun parpol baru yang lolos ke Senayan. Hasil suara yang diperoleh dari Partai Perindo 2,67 persen, Partai Berkarya 2,09 persen, PSI 1,89 persen, dan Partai Garuda hanya 0,50 persen. Bahkan, parpol lama seperti Hanura pun tersingkir dari DPR pada Pemilu 2019.
Walaupun, parpol baru tetap memiliki peluang untuk meraih dukungan publik. Dalam catatan sejarah kepemiluan ternyata parpol baru seperti Partai Nasdem berhasil menduduki kursi Senayan dengan perolehan suara 6.7 persen pada Pemilu 2014, tentu potret parpol tersebut tidak lepas dari wajah Surya Paloh. Di samping itu juga, parpol baru seperti Partai Gerindra pada Pemilu 2009 juga berhasil meraih 4,5 persen suara. (tum)