PAPUA.WAHANANEWS.CO, Wamena - Kondisi ratusan anak pecandu lem aibon di Jayawijaya, Papua Pegunungan disebut sudah pada titik yang memprihatinkan.
Ini kondisi darurat, meski beberapa pihak terkait telah mencoba menangani anak-anak pecandu lem aibon, hanya saja harus ada rumah rehabilitasi buat mereka atau disebut Rumah Singgah.
Baca Juga:
Keceriaan Anak-Anak Pegunungan Tengah Bersama Satgas Yonif Mekanis 203/AK dalam Lomba Mewarnai
Demikian disampaikan salah satu tokoh masyarakat Yukelabur Kogoya di Wamena kepada Papua.Wahananews.co di Wamena, Jayawijaya Papua Pegunungan, Jumat (14/2/2025).
Kata dia, dengan Rumah Singgah, nantinya anak-anak pecandu lem ini akan benar-benar intens diawasi, hingga benar-benar mereka mampu terlepas dari cengkraman barang yang merusak motorik dan masa depan mereka.
“Kondisinya kalau mereka hanya sebatas dilakukan pembinaan, namun tidak ditempatkan dalam satu tempat khusus, maka pengawasan akan kurang, dan bisa saja mereka kembali menghirup lem itu di saat lengah," ujar Kogoya.
Baca Juga:
Polres Fakfak Go To School, Cegah Tawuran dan Penyalahgunaan Lem Aibon
Sambungnya, maaf, jangan disalahartikan dan disebut penjara, namun pengawasan perlu, bisa dibilang sama halnya dengan tempat rehabilitasi narkoba. Hanya bedanya ini khusus anak-anak, tentunya dengan penanganan yang berbeda. “Jadi terencana rapi, anak-anak juga mendapat ilmu pengetahuan akan bahaya lem aibon tersebut, bila salah digunakan," demikian Yukelabur Kogoya.
Diketahui menurut berbagai sumber yang dihimpun, ini bahaya ngelem Aibon.
Bahaya ngelem aibon merupakan praktik berbahaya yang dapat menyebabkan berbagai risiko kesehatan yang serius. Aibon mengandung bahan kimia berbahaya, seperti metanol dan etilen glikol, yang dapat beracun jika tertelan atau dihirup.