Wahananews-Papua | Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan ulama memiliki peran penting dalam meningkatkan literasi umat soal pencegahan dan penanggulangan bencana.
"Hal ini karena pengaruh ulama yang mampu mensyiar dan berdakwah, sehingga dapat memberikan pemahaman pada umat mengenai mitigasi bencana. Mengingat hampir seluruh wilayah Indonesia adalah daerah rawan bencana," ungkap Dwikorita saat Rapat Koordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia secara virtual di Jakarta, Senin (27/12).
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
Dwikorita yakin masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam, akan sangat patuh dan taat terhadap para ulama. Terlebih informasi yang disampaikan dikemas dengan nilai-nilai religiusitas.
Menurut Dwikorita, sinergitas ulama dan umaro (pemimpin-red) akan semakin memperkuat rencana aksi mitigasi guna menekan risiko akibat bencana alam.
"Bencana alam memang tidak bisa dihindari karena merupakan ketetapan Allah SWT, namun manusia bisa berikhtiar dan bersiap dengan segala kemungkinan untuk mengurangi risikonya," ujarnya.
Baca Juga:
Hingga 25 November: Prediksi BMKG Daerah Ini Berpotensi Cuaca Ekstrem
Dwikorita mengaku optimistis jika semakin banyak kyai, ulama, dan pemuka agama yang menyampaikan literasi kebencanaan kepada masyarakat maka akan semakin mempercepat terwujudnya masyarakat tangguh bencana. Dengan begitu, target zero victim apabila sewaktu-waktu Indonesia dihantam bencana juga bisa tercapai,
"Kesadaran terhadap bencana sangat penting karena dengan meningkatnya pemahaman akan kebencanaan dapat mengurangi dan mengantisipasi dampak risiko bencana," imbuhnya.
Dwikorita memaparkan frekuensi bencana alam di Indonesia terus meningkat. Contohnya gempa bumi dimana setiap tahun jumlahnya cenderung terus meningkat. Jika dalam kurun waktu 2008-2016 rata-rata terjadi sebanyak 5.000-6.000 kali dalam setahun, maka di tahun 2017, jumlahnya meningkat menjadi 7.169 kali.