Dalam menghadapi manipulasi, iman menjadi penuntun. Kita percaya bahwa hanya Tuhan yang memiliki kendali penuh atas hidup manusia. Setiap upaya manusia untuk mengambil alih kendali atas hidup sesamanya demi kepentingan pribadi atau kelompok adalah pelanggaran terhadap keadilan Ilahi.
Masyarakat yang menjadi korban manipulasi – baik melalui isu sosial, politik, agama, bahkan relasi antar sesama – harus dibangkitkan kesadarannya melalui pendidikan rohani dan kritis. Korban tidak boleh dibungkam. Suara kebenaran harus dijaga. Keadilan tidak boleh tunduk pada propaganda dan pencitraan.
Baca Juga:
Mensos Tegaskan Seleksi Sekolah Rakyat Harus Bebas Suap dan Nepotisme
Ajakan, Bagi masyarakat: Jangan mudah percaya. Kenali tanda-tanda manipulasi. Lindungi diri dan sesama. Bagi pelayan iman dan keadilan: Berdirilah teguh bersama kebenaran, walau sendirian. Jadilah terang dalam situasi kelam. Bagi korban: Kamu tidak sendiri. Tuhan melihat. Kebenaran akan menang pada waktunya. Bagi pelaku: Bertobatlah. Kendalikan nafsu kuasa. Hentikan manipulasi yang merusak sesama.
"Tuhan tidak pernah menjebak manusia. Tuhan memberi kebebasan dan kebenaran. Tetapi manusia sering menjebak sesamanya demi kekuasaan dan citra. Maka, berpihaklah kepada kebenaran, karena di situlah Allah hadir." “Kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Yohanes 8:32).
Penulis: Elias Awekidabi Gobay
Baca Juga:
Kasus KDRT DM Boru Manullang: Polisi Periksa Saksi Selasa Depan
Editor: Hotbert Purba