Papua.WahanaNews.co, Nabire - Intelektual muda atas nama Esau Tatogo, S.Hut., menyatakan dengan tegas bahwa anak muda (ade-ade) yang statusnya masih terdaftar sebagai mahasiswa jangan sesekali terpengaruh dengan isu-isu politik praktis seperti kondisi fenomenal yang sedang dialami sekarang.
"Tugas dan tahapan kita hari ini, sebagai mahasiswa itu fokus belajar. Bukan justru terjebak dengan isu-isu politik praktis yang merupakan kepentingan bagi orang-orang atau politisi-politisi tertentu," ujar Esau Tatogo dalam penyampaian sambutan saat menghadiri Hut KPPM-WUBWE kota studi Nabire, Papua Tengah, Kamis (28/3/2024).
Baca Juga:
LP3BH Manokwari Sesalkan Intimidasi 4 Jurnalis oleh Oknum Polisi di Nabire saat Menjalankan Tugas Peliputan
Satu ruang Aula Asrama Putra Paniai di Nabire, Papua Tengah yang padat dengan mahasiswa itu otomatis diam bisu ketika Esau berceramah tentang politik praktis di hadapan anak muda yang tentunya adalah mahasiswa asal kabupaten Paniai sembari mengikuti acar hut tersebut.
"Sebetulnya politik itu biasa. Sering sekali saya lihat, amati dan dengar bahwa kawan kadang jadi lawan dan sebaliknya lawan jadinya kawan. Boleh saja kita berpolitik, asal kita kenali cara dan strategi terlebih dahulu," ujarnya.
Justru mahasiswa akan lebih sengsara lagi ketika agenda organisasinya dipolitisir oleh oknum-oknum tertentu dalam tubuh organisasi itu sendiri. Karenanya, Esau berharap agar anak muda yang sedang kuliah mesti fokus belajar tentang apapun.
Baca Juga:
Masyarakat Nabire Papua Tengah Bisa Beli Sembako Murah di Safari Ramadan BUMN dari PLN
"Jangan sesekali kita berambisi dengan sesuatu yang tidak pasti. Seperti politik praktis itu. Karena masa depan kita Tuhan sudah atur, selagi kita ada dalam rahim ibunya masing-masing," ucapnya.
Jika Anda mau jadi pemimpin, menurut Esau, ada dalam organisasi. Kendati demikian, derita pun pasti dirasakan dan bakal menjadi teman hidupnya bagi seorang pemimpin, juga calon pemimpin.
"Kita datang di sini, di Nabire ini untuk belajar, bukan hanya sekedar mengejar mencari sensasi supaya kita mendapati julukan terhormat sebagai mahasiswa. Tapi bukti konkretnya nihil, tidak pernah aktif di kampus, di organisasi gereja, di ikatan juga dan di komunitas-komunitas serupa lainnya. Karena itulah, maka saya harap supaya jaga almamater yang sedang ko pake itu baik-baik," tandasnya.
Selain itu, Tatogo bahkan meyakini dan percaya bahwa komunitas sekecil ini setiap tahun ke tahun lazim melahirkan pemimpin-pemimpin hebat dan mencetak mahasiswa yang handal dan hebat pula. Sehingga, sebagai mahasiswa semestinya utamakan organisasi sambil kuliah selama masa pendidikan itu belum tamat selesai.
"Sa mau kasih tau, jangan ko gila karena gelar dan ijazah. Kalau ko mahasiswa berarti ko harus kerja dan belajar supaya ko jadi pemimpin masa depan Paniai dan Papua pada umumnya,"demikian Esau Tatogo.
[Redaktur: Hotbert Purba]