WahanaNews-Papua | Dalam mengembalikan budaya petani yang produktif dengan budidaya kedelai unggul organik dengan lahan demplot seluas 2 hektar yang masa awal dikelola oleh 3 kelompok tani yang kini menjadi 6 kelompok tani.
Demikian Hal tersebut dijelaskan Kanexsius Iba dari Bank Papua Wamena, Kanex panggilan akrabnya melalui sambungan smart phone kemarin.
Baca Juga:
Universitas Baliem (UNIBA) Papua Melepas 117 Mahasiswa Mengikuti KKN
Sesuai program tahun depan 2023, akan diperluas lahan Budidaya Kedelai seluas 20 hektar.
Awal Bank Papua mengambil peran pendampingan kepada kelompok tani di Desa Walesi, Bank Papua menyerahkan saprodi diantaranya pemberian bibit Kedelai unggul.
Harapan Kanex, “Mudah-mudahan berhasil, semua ini dalam rangka hilirisasi pertanian dan juga mencegah stanting, meningkatkan ekonomi masyarakat, ketahanan pangan dan menciptakan kemandirian masyarakat serta kembalikan budaya masyarakat wamena, yang saat ini sudah menjadi konsumtif ke produktif kembali seperti sedia kala”
Baca Juga:
Politisasi 'Perang Suku' di Lembah Baliem Wamena
Penjelasan dan pemberian Tabungan Anak Bagian Ddri Program Pertanian Tanaman Kedelai di Wamena. (Foto: istimewa)
Ini rencana awal ke depan nanti dikembangkan ke wilayah lain dan juga komoditi pertanian yang lain, jelas Kanex.
Kanexsius Iba anak asli Fakfak Mbaham, 20 tahunan lebih malang melintang di dunia pemberdayaan petani melalui Bank Papua dengan Moto : Membangun Tanah Papua. Kanexsius bertekat dengan moto Bank Papua Membangun Tanah Papua itu berarti kita harus bangun Manusia dan Tanah Papua secara konsekuen dan terus menerus.
“Sosialisasi dan pembentukan kelompok tani dan juga penyerahan buku tabungan buat anak-anak sekolah yang ada di kelompok tani, ini adalah korelasi semua dengan program. Dalam membentuk ekosistem pertanian ekonomi dan perbankan yaitu budaya menabung”. tegas Kanex.
Sebagai clossing statement, Kanex memjelaskan bahwa, budidaya Kedelai ini tanpa pupuk dan pestisida. Tapi secara keseluruhan di wamena dalam bercocok tanam tidak menggunakan pupuk.
Budaya gotong royong warga Wamena.
Budaya gotong royong, merupakan budaya dasar untuk membangun di pedesaan Kabupaten Wamena dan sekitarnya. Semua orang turun bekerja tua muda wanita pria.
Tanpa ada bantuan pemerintah maupun lembaga keuangan. Yang juga merupakan konsep awal di warga wamena “berdiri di atas kaki sendiri”.
Kita (pihak Bank Papua) coba untuk merefresh mindset masyarakat, yang sudah terkontaminasi dengan bantuan.
Setelah itu, baru disetting kembali pola pikir mereka, sehingga ke depan mereka tidak serta merta berharap bantuan tapi, bangun kemampuan yang sudah Tuhan berikan, untuk berkembang dan bertahan hidup, demikian Kanxsius Iba. [hot]