Egianus sebagai pemimpin besar membebaskan pilot Mark Mehrtens dalam bulan Natal membuktikan bahwa memperjuangkan Papua Barat merdeka dengan pendekatan cinta damai, keadilan dan menghargai martabat kemanusiaan.
“Egianus adalah pejuang ideologi Papua Barat merdeka bukan seperti stigma dan label penguasa kolonial modern Indonesia seperti yang sering kita dengar dari para pejabat dan petinggi Indonesia,” ucap Socratez.
Baca Juga:
Brigjen Pol Faizal Ramadhani: Pembebasan Pilot Susi Air dengan Kesabaran dan Pendekatan Damai sebagai Kunci Utama
Menurut Socratez, bila Egianus meminta dirinya selaku Anggota Dewan Gereja Papua untuk membangun komunikasi dengan Egianus, Pemerintah Indonesia, dan Pemerintah New Zealand, pihaknya bersedia namun dengan syarat utama ialah point pertama dan kedua di atas harus dipenuhi oleh negara.
Sebelumnya juga, Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri meminta Kelompok Egianus Kogoya membebaskan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens yang disandera sejak 7 Februari 2023. Pembebasan pilot tersebut bisa menjadi kado Natal.
Ia meminta dibebaskan sandera pilot Mark Philip Mehrten, diberikan sebagai kado Natal," ujar Irjen Mathius Fakhiri di Jayapura, Senin (6/11/2023).
Baca Juga:
Pembebasan Pilot Susi Air, Tokoh Adat Port Numbay Apresiasi Peran TNI-Polri dan Para Tokoh
Ia mengaku masih menyerahkan upaya pembebasan pilot kepada para pihak, yakni Pemkab Nduga, tokoh masyarakat, dan tokoh agama. Upaya itu dilakukan para pihak tersebut melalui negosiasi dengan KKB agar membebaskan pilot Susi Air.
Pilot Philip Mark Mehrtens hingga kini masih menjadi tawanan kelompok Egianus Kogoya. Phillip Mehrtens adalah warga negara Selandia Baru. Pada saat penculikan, ia sedang bekerja untuk maskapai penerbangan Indonesia, Susi Air, dan diculik di Bandara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan pada tanggal 7 Februari 2023 lalu.
[Redaktur: Hotbert Purba]