Sangat diharapkan agar dukungan dari dunia industri, seperti PT Freeport Indonesia tidak hanya terbatas pada program Corporate Social Responsibility (CSR), tetapi juga melibatkan kolaborasi yang berkelanjutan.
"Negara-negara maju telah mengakui pentingnya pendidikan vokasional dalam membangun Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, Indonesia juga harus ikut serta dalam proses serupa guna meningkatkan kualitas tenaga kerja,” terang Wapres.
Baca Juga:
Mata Pelajaran AI dan Aoding, Disebut Mendikdasmen Bakal Diajarkan Mulai Kelas 4 SD
Sementara, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas, menjelaskan bahwa PTFI telah berkomitmen untuk terus meningkatkan pendidikan di Papua.
Tony memaparkan, sejak 1996 upaya tersebut telah dilakukan oleh PTFI secara berkelanjutan, sekaligus meningkatkan jumlah pekerja asli Papua di PTFI yang saat ini sudah mencapai lebih dari 40 persen.
“Di dalam area kerja, PTFI telah melaksanakan berbagai program untuk meningkatkan pendidikan anak-anak muda Papua, termasuk di Institut Pertambangan Nemangkawi,” ungkapnya.
Baca Juga:
Kawal Makan Bergizi Gratis, Gibran Titip Kepada Kepala Dinas Pendidikan Seluruh Indonesia
Tony juga menyampaikan, bahwa Institut Pertambangan Nemangkawi adalah Balai Latihan Kerja, yang bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada generasi muda Papua.
Di lembaga ini, mereka dapat mengikuti pelatihan kerja, seperti program magang, selain program pelatihan untuk menjadi operator pertambangan dan mengembangkan kemampuan lainnya. Hal ini bertujuan agar mereka menjadi tenaga kerja terampil atau skilled worker yang siap untuk bekerja baik di PTFI maupun di perusahaan-perusahaan lainnya.
“Sehingga ketika mereka mulai bekerja, baik di PTFI maupun di perusahaan lain, mereka telah memiliki kesiapan dalam melaksanakan tugas sebagai tenaga kerja terampil,” demikian Tony. [hot/RN/RJP]