Terbanyak suplai beras di Timika karena dalam sebulan ketika stok beras habis langsung dikirim lagi. Sedangkan Jayapura dan Sorong masing-masing disuplai beras 2 kontainer perbulannya.
Satu kontainer mengangkut 25 ton sehingga Jayapura mendalat 50 ton dan Sorong.
Baca Juga:
Cetak SDM Petani Unggul, Generasi Z Diminta Aktif di Dunia Pertanian
“Bulan lalu Timika dikirim 10 kontainer. Awal November 2021 kita juga kirim 7 ton ke Timika. Pertengahan bulan ini bisa kirim lagi,” bebernya.
Pria usia 25 tahun ini mengatakan, gilingan anak medan juga baru saja melakukan pengiriman pertama ke Kupang dan Labuan Bajo sejalan baru diresmikan oleh Menteri Perhubungan RI.
“Alhamdulillah sejak datangnya menteri pertanian, dibuka jalan baru ke Pomako. Tol laut ke Kupang dan Labuan Bajo hingga kembalinya membuka jalan bagi kami,” ucapnya.
Baca Juga:
Kisah Pilu Pemuda Peserta Petani Milenial di Jabar, Merasa Dijebak Untung Tak Dapat Malah Terjerat Utang
Sambung Panji, tak ada biaya antar jemput gabah bagi masyarakat Distrik Tanah Miring, dan Muram Sari. Sedangkan bagi petani di Salor, Kumbe, dan Kurikhanya kenai biaya solar Rp 150 ribu. Satu mobil bisa mengangkut 120 karung/sak.
Kini gilingan Anak Medan sudah mempekerjakan 12 orang dibagian muatan dan 9 orang dipenggilingan.
“Harapan terbesar kita bisa ekspor beras sampai PNG,” tandas Panji. (tum)