Sebab, tambelo memang hidup di batang pohon bakau yang sudah busuk. Untuk mengetahui keberadaan tambelo, orang Kamoro akan melihat jejak tambelo pada batang pohon bakau busuk terlebih dahulu, lalu membelahnya menggunakan kapak.
Bisa dimakan mentah
Baca Juga:
Pemprov Papua Hindari Utang Bank untuk Biayai PSU Pilkada Gubernur Papua
Tanpa memerlukan proses pengolahan yang panjang, tambelo bisa langsung dikonsumsi usai dikeluarkan dari dalam batang pohon bakau. Cara menikmati tambelo mentah ini sudah umum bagi orang Kamero. Namun, kalau baru pertama kali makan tambelo, sebaiknya perhatikan beberapa hal ini. Pertama, kamu harus memegang tambelo tepat di bagian kepalanya, lalu angkat tambelo hingga tinggi, mulai masukkan cacing tersebut ke dalam mulut, dan langsung ditelan layaknya makan papeda.
Kalau salah atau tidak sengaja menggigit tambelo, kemungkinan besar isi perut tambelo akan pecah dan bisa membuat eneg orang yang baru akan mengonsumsinya. Selain dikonsumsi mentah, tambelo juga bisa diolah terlebih dahulu dengan menambahkan beberapa bahan.
Kamu bisa memisahkan kepala serta gigi tambelo, lalu mengeluarkan isi perutnya dan memberi perasan jeruk nipis atau mencampur tambelo dengan cabai dan tomat agar lebih segar.
Baca Juga:
Pencarian Iptu Tomi Marbun di Sungai Rawara Berujung Penembakan Ketua Komnas HAM Papua
Masyarakat setempat percaya bahwa mengonsumsi tambelo dapat menyehatkan tubuh manusia. Pasalnya, menurut beberapa keluhan, makan tambelo dapat mengobati flu, demam, sakit kepala, hingga malaria.
Meski bisa dimakan oleh siapa saja, tambelo dipercaya dapat menghasilkan manfaat tertentu pada ibu hamil dan menyusui atau pria dewasa. Tambelo yang diketahui memiliki kandungan protein dan kalsium tinggi sangat disarankan untuk menunjang kesehatan ibu hamil, sementara untuk pria, tambelo disebut dijadikan makanan untuk pembangkit vitalitas. (tum)