Reformasi Polri kemudian dibagi menjadi Reformasi struktural yang menempatkan Polri langsung di bawah Presiden.
Reformasi instrumental yang mengubah aturan-aturan Polri tidak lagi merujuk pada ABRI, dan reformasi kultural Polri yang mengharuskan perubahan pola pikir dan budaya seluruh pimpinan dan anggota Polri.
Baca Juga:
Kompolnas dan Pakar Hukum Kompak Dukung Gugatan Rp 800 Miliar ke Polda Sulsel
Poengky mengatakan reformasi kultural Polri dianggap paling sulit, karena tidak bisa mengubah watak dan budaya dalam sekejap.
Sementara itu, masyarakat berharap watak Polri yang dahulunya militeristik berubah jadi humanis dan menghormati HAM, serta gaya hidup mewah dan tampilan yang arogan menjadi sederhana.
Kemudian, masyarakat juga mendesak dihapuskan budaya kolusi, korupsi, dan nepotisme warisan orde baru menjadi budaya yang bersih, profesional, transparan, dan akuntabel.
Baca Juga:
Kasus Rantis Tabrak Ojol: Kompolnas Ungkap Ada Potensi Pidana
"Perubahan-perubahan yang diharapkan masyarakat harus diawasi terus menerus agar reformasi kultural berjalan on the right track," ujar Poengky.
Andi Rian Djajadi tengah menjadi sorotan netizen atau warganet di dunia maya.
Warganet menyoroti pakaian Brigjen Andi yang harganya sampai jutaan rupiah.