Reformasi Polri kemudian dibagi menjadi Reformasi struktural yang menempatkan Polri langsung di bawah Presiden.
Reformasi instrumental yang mengubah aturan-aturan Polri tidak lagi merujuk pada ABRI, dan reformasi kultural Polri yang mengharuskan perubahan pola pikir dan budaya seluruh pimpinan dan anggota Polri.
Baca Juga:
Ketua Kompolnas Budi Gunawan Akui Kasus Firli Bahuri Bukan Perkara Mudah
Poengky mengatakan reformasi kultural Polri dianggap paling sulit, karena tidak bisa mengubah watak dan budaya dalam sekejap.
Sementara itu, masyarakat berharap watak Polri yang dahulunya militeristik berubah jadi humanis dan menghormati HAM, serta gaya hidup mewah dan tampilan yang arogan menjadi sederhana.
Kemudian, masyarakat juga mendesak dihapuskan budaya kolusi, korupsi, dan nepotisme warisan orde baru menjadi budaya yang bersih, profesional, transparan, dan akuntabel.
Baca Juga:
Menko Polhukam dan Kompolnas Bersatu, 20 Pokja Dibentuk untuk Berantas Judi Online
"Perubahan-perubahan yang diharapkan masyarakat harus diawasi terus menerus agar reformasi kultural berjalan on the right track," ujar Poengky.
Andi Rian Djajadi tengah menjadi sorotan netizen atau warganet di dunia maya.
Warganet menyoroti pakaian Brigjen Andi yang harganya sampai jutaan rupiah.