Wahananews-Papua | Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendampingi Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin melepas ekspor 1,4 ton tuna segar ke Jepang dari Biak pada Jumat (2/12/2022).
Menteri Trenggono turut mengungkap strategi KKP guna mendongkrak ekspor tuna dari provinsi ini.
Baca Juga:
Menteri Trenggono 'Sulap' Kampung Nelayan Modern di Biak Numfor
Strategi tersebut disampaikan saat Wapres Ma’ruf Amin meminta agar ke depannya terdapat strategi khusus untuk penanganan ikan segar agar jumlah ekspor ikan tuna segar bisa jauh lebih besar.
“Usahakan ini (tuna segar) bisa diolah di Biak. Penanganan ikan segar harus cepat, nah, mungkin juga perlu dipikirkan supaya ekspor ikan segar itu lebih besar lagi. Itu perlu strategi, dan kalau ini bisa dilakukan, pendapatan lebih besar, mudah-mudahan. Kita berharap potensi kelautan kita sangat besar dan dapat kita wujudkan,” ucap Wakil Presiden Ma’ruf Amin sesaat sebelum melakukan pelepasan pita sebagai simbol pelepasan ekspor tuna.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Trenggono menjelaskan bahwa KKP akan mencanangkan program Penangkapan Ikan Terukur (PIT) berbasis kuota penangkapan.
Baca Juga:
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Pascaproduksi Perikanan Tangkap untuk Kepentingan Nelayan
Dia mengatakan, ke depannya ikan yang ditangkap di wilayah perairan Biak ini bisa didaratkan di Pelabuhan Biak, diolah di ICS (Integrated Cold Storage) yang berada di Biak, dan diekspor langsung dari Biak ke negara tujuan.
“Memang program kami begitu, Pak. Jadi (nelayan) menangkap (ikan) di sini (wilayah perairan Biak), diolah di sini, dan kemudian diekspor langsung dari sini,” ucap Menteri Trenggono.
Ikan tuna yang diekspor adalah jenis yellowfin (sirip kuning) yang diekspor dengan berat mencapai 1,4 ton atau setara 40 ekor dengan ukuran berkisar 30-40 kg/ekor.