Oleh: Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar
WahanaNews-Papua | Tau gak, kalau jarak dari Pelabuhan Jayapura, sebagai titik keluar masuknya barang dari dan ke Provinsi Papua, dari Pelabuhan Tanjung Priok adalah sejauh 3.458 km? Itu sama jauhnya jarak dari negara Lebanon ke negara Inggris di Eropa loh! Melintasi kurang lebih 18 negara, sementara di Indonesia, kita dalam negara yang sama.
Baca Juga:
Destinasi Hits Terbaru Indonesia, 5.000 Wisatawan Serbu IKN Setiap Hari
Tau gak, berdasarkan diskusi saya dengan Pelindo di salah satu kota di Indonesia Timur, dalam rangka kunjungan kerja saya kemarin, sekitar 94 persen kontainer kosong yang kembali dari sana, ke Tanah Jawa, tempat ibu kota negara saat ini berada, itu kosong melompong? Pelaku UMKM di Indonesia timur, takut mengirimkan barang dagangan mereka ke para pembeli di Tanah Jawa, yang notabene, adalah 88% dari total seluruh pembeli di Indonesia, karena harga yang mahal dengan jarak sebagai salah satu faktor kuncinya?
Ada 66 ribu anak-anak muda dari Indonesia Timur yang saat ini menjadi pelaku UMKM, kesulitan untuk menjual produknya ke pusat ekonomi Indonesia di Jakarta dan di Jawa, karena terlalu Jauh.
Rantai pasok kita terlalu berpusat di Jawa, sehingga memberikan keuntungan tidak berimbang kepada penduduk Pulau Jawa, dibandingkan dengan mereka yang tidak berada di Pulau Jawa.
Baca Juga:
Prabowo Lantik Basuki Hadimuljono sebagai Kepala OIKN
Di saat negara-negara lain di dunia memisahkan ibu kota administrasi pemerintahan dengan kegiatan industri dan bisnisnya, Indonesia masih menggabungkan ibu kota administrasi pemerintahan, dengan kegiatan-kegiatan bisnisnya, semuanya bertumpuk di Jakarta.
Pengalaman saya sekolah di Australia, saya belajar di Canberra yang adalah ibu kota administrasi pemerintahan, tempat kantor-kantor PNS, DPR dan lembaga yudikatif, serta perkantoran kerja mitra pembangunan pemerintah.
Sementara pusat kegiatan industri dan bisnisnya, ada di Sydney, yang cukup berjarak dari Canberra.