WahanaNews - Papua | Para tokoh masyarakat dan tokoh adat Papua menilai gerakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dengan melakukan kekerasan jelas telah merugikan banyak pihak.
Tokoh adat Suku Kamoro, Mimika, Marianus Magnaiteko sungguh prihatin melihat gerakan KKB.
Baca Juga:
Ketua MPW Pemuda Pancasila Jambi Adri SH MH Mengecam Tindakan Anarkis Terhadap Sekjen PP Arif Rahman
Menurutnya perlu adanya pendekatan-pendekatan kekeluargaan baik itu melalui adat dan gereja.
Tetapi kalau secara kekerasan seperti itu, saya rasa bukan itu sebagai umat manusia, yang saudara kita KKB sebagai umat manusia, anggota TNI-Polri itu umat manusia, tenaga-tenaga kerja itu umat manusia. Kami sangat prihatin tidak boleh diperlakukan seperti itu.
Kami orang adat sangat menayangkan kenapa? betapa indahnya bapak Jokowi punya perhatian khusus bagaimana membangun infrastruktur yang baik dari kota ke kampung dan ada orang yang mengacaukan keadaan," kata Marianus di Mimika, Papua Tengah, Selasa (7/3/2023).
Baca Juga:
Rencana KKB Bebaskan Pilot Susi Air, Ini Tanggapan Satgas Damai Cartenz
Sementara Kepala Suku Damal, Kabupaten Mimika, Yulius Hagabal berujar bahwa meski berbeda suku dengan masyarakat di Kabupaten Nduga, namun masalahnya cukup besar untuk Tanah Papua. Ia juga meminta Suku Damal tidak terpengaruh apa yang terjadi di Nduga.
"Saya ingin menyampaikan sekaligus mengajak suku Damal yang mendiami tanah Papua tidak terpengaruh oleh oknum-okunum yang tidak bertanggung jawab, dalam hal ini berjuang di luar mereka panggilan, kami juga panggilan, siapa pun dia menjadi panggilan hati menjaga kamtibmas. Saya menggaris bawahi masyarakat sipil khususnya di Kabupaten Mimika berharap kita saling jaga keamanan, keutuhan stabilitas keamanan, jaga pembangunan yang berlangsung," tegasnya.
Senada dengan Marianus dan Yulius, tokoh pemuda Kabupaten Mimika, Agustinus Anggaiba melihat bahwa tidak dibenarkan KKB pimpinan Egianus Kogoya melakukan kekerasan.