Bahkan menurutnya, program tersebut dapat diselaraskan dengan BCL implementasinya, sehingga gerakan yang dilaksanakan menjadi lebih besar begitupun dengan hasilnya.
Melalui gerakan bersama ini pula, Menteri Trenggono optimis akan membangkitkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan dari sampah.
Baca Juga:
Serangan Brutal KKB di Papua: Satu Polisi Tewas, Warga Terluka
"Saya ingin tegaskan bahwa laut bukanlah tempat sampah raksasa. Jadi, kegiatan ini penting untuk menjaga laut agar tetap biru. Kita harus bangun kerja sama dengan pemda, anak-anak sekolah untuk terus konsisten mengelola sampah, khususnya sampah plastik yang paling banyak memunculkan kerusakan," papar Menteri Trenggono.
Gerakan bersih-bersih Pantai Kuta di Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Kamis (10/3/2022).
Baca Juga:
Penukaran Utang dengan Konservasi, KKP Optimalkan Terumbu Karang di Wilayah Timur
Sementara itu, berdasarkan dari data sampah Provinsi Bali, terdapat 32.623 ton/tahun sampah plastik yang terbuang ke saluran air hingga menyebabkan kebocoran sampah masuk ke laut. Dari total sampah tersebut, 48% berhasil ditangani oleh pemerintah dan penggiat sampah plastik namun hanya 4%-nya saja yang telah didaur ulang.
Data lainnya menyebutkan, sekitar 2.588 ton sampah saat musim angin barat telah dikumpulkan sejak tahun 2020 - 2022 di wilayah Kabupaten Badung. Banyaknya sampah tersebut memacu pentingnya mengolah sisa-sisa kemasan sekali pakai dan barang-barang plastik lainnya menjadi produk bernilai tambah.
Pada kegiatan BCL di Pantai Kuta Bali ini, Menteri Trenggono didampingi oleh Dirjen Pengelolaan Ruang Laut, Dirjen Perikanan Tangkap, Ketua Unit Kerja Menteri, Staf Khusus Menteri, Asisten Khusus Menteri, Direktur LPMUKP, Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut serta dihadiri pula Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan sebagai wakil dari Gubernur Bali.