Berikut ini 12 venue yang digunakan untuk ajang adu prestasi olahraga kaum disabilitas ini. Yakni, venue panahan di Lapangan Panahan Kampung Harapan, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura. Arena akuatik di Kawasan Stadion Lukas Enembe, Kampung Harapan. Kemudian, Stadion Lukas Enembe akan dipakai cabor atletik. Begitu pula, arena menembak juga di kawasan Kampung Harapan. Di Istora Papua Bangkit, Kampung Harapan digunakan untuk cabor tenis meja.
Selanjutnya, sepak bola CP digelar di Stadion Mahacandra, Kota Jayapura. Cabor angkat berat dilaksanakan di Hall Suny Garden Lake Hotel, Sentani, Kabupaten Jayapura. Gelaran tenis kursi roda digelar di Lapangan Siansoor, Kota Jayapura. Bulu tangkis diadakan di GOR Cenderawasih, Kota Jayapura. Catur digelar di Hotel Sahid Papua, Jayapura. Judo tuna netra akan memakai GOR Trikora Universitas Cenderawasih, Jayapura. Sedangkan, Auditorium Universitas Cenderawasih akan digunakan untuk cabor boccia.
Baca Juga:
Derap Pembangunan 23 Tahun Otonomi Khusus di Papua, Refleksi dan Capaian di Papua Barat Daya
Secara garis besar, klasifikasi atlet disabilitas yang boleh berlaga di Peparnas adalah penyandang tuna daksa, tuna netra, tuna grahita, dan tuna rungu wicara. Berikut ini beberapa jenis cabor paralimpik yang akan dipertandingkan di Papua. Apa saja jenis cabor dan disiplin cabornya? Satu cabor di event olahraga reguler hanya menyiapkan satu medali emas, di paralimpik bisa mencapai 10 emas tergantung pada klasifikasi atlet disabilitasnya.
Klasifikasi cabor ini merujuk pada Komite Paralimpik Internasional/International Paralympic Committee (IPC). Memang cukup detail pembagian klasifikasinya agar setiap atlet bisa bertanding secara fair dan mendapatkan lawan tanding yang sepadan.
Baca Juga:
Aktivis HAM Esra Mandosir Meninggal Dunia, LP3BH Manokwari Sebut Kematiannya Diduga Tidak Wajar
ATLETIK
Cabor para-atletik terbuka untuk atlet yang memiliki hambatan intelektual, penglihatan, dan gerak fisik. Kelas atlet diklasifikasikan berdasarkan kode yang terdiri dari satu huruf, lalu diikuti oleh dua digit angka. Ada 2 huruf yang dipakai, yakni âTâ yang merujuk pada track, marathon, dan disiplin atletik lompat serta âFâ yang merujuk pada disiplin atletik lapangan. Kode huruf itu yang kemudian diikuti oleh dua digit angka. Digit pertama menjelaskan tipe disabilitas atlet. Sementara digit kedua menjelaskan derajat disabilitas atlet. Sebagai contoh: kelas T/F11, T/F12, dan T/F13 merupakan klasifikasi atlet yang memiliki hambatan penglihatan. Sementara kode T/F20 diberikan untuk atlet yang memiliki hambatan intelektual.
BULU TANGKIS