Keempat, Presiden meminta agar Menteri Investasi tidak hanya fokus pada investor besar tetapi juga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Selain itu pemerintah juga mendorong kemitraan antara pengusaha besar dengan pengusaha lokal dan UMKM.
“UMKM itu juga investor dan UMKM itu adalah kontribusinya 60 persen terhadap GDP dan 99,6 persen dari total unit usaha,” ujar Bahlil.
Baca Juga:
KWI Tolak Privilese Kelola Tambang dari Jokowi, Begini Tanggapan Menteri Bahlil
Terakhir, Bahlil menyampaikan bahwa dirinya ditugasi Presiden untuk mengurai hambatan-hambatan yang ada dalam mewujudkan realisasi investasi di Indonesia.
“Bagaimana menerobos semua masalah-masalah yang selama ini menjadi problem antara lain perizinan yang lambat, termasuk kolaborasi antara pengusaha besar dan UMKM,” ujarnya.
Menutup dialog, Bahlil menegaskan bahwa investasi merupakan salah satu faktor kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca Juga:
Menteri Bahlil Bakal Terbitkan Izin Usaha Tambang Batu Bara untuk PBNU
“Investasi ini adalah hulu, menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan negara, membuat nilai tambah, meningkatkan competitiveness kita, dan segala macam. Investasi ini punya kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional kita 31 persen,” pungkasnya.
Berdasarkan data dari Kementerian Investasi, realisasi investasi pada tahun mencapai Rp901,02 triliun. Capaian ini melampaui target yang diberikan Presiden Jokowi yaitu sebesar Rp900 triliun tepatnya 100,1 persen serta 104,8 persen dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang sebesar Rp858,5 triliun.
Berdasarkan sebaran wilayahnya, pada tahun 2021 realisasi investasi di luar Jawa lebih besar dibandingkan dengan Jawa. Total realisasi investasi di luar Jawa sepanjang tahun 2021 mencapai Rp468,2 triliun atau 52 persen, sementara, realisasi investasi di Jawa tercatat sebesar Rp432,8 triliun atau 48 persen.