Menanggapi terbentuknya Provinsi Papua Selatan, Uskup Agung mengaku, tidak menduga akan terjadi secepat ini.
“Terus terang saya tidak menyangka bahwa setahun setelah pernyataan saya, Papua Selatan terbentuk.Bahkan terbentuknya bersamaan dengan Provinsi Papua Tengah dan Papua Pegunungan pada 30 Juni 2022. Ini merupakan karya Allah melalui tangan-tangan yang menginginkan Papua damai, sejahtera serta ketidakadilan dihilangkan,” imbuhnya.
Baca Juga:
AM Putut Prabantoro: Pemda di Asia Pasifik Perlu Promosikan Perdamaian Demi Peradaban Dunia
Bagi Uskup Agung Mandagi, terbentuknya wilayah Papua Selatan menjadi provinsi baru hasil pemekaran di Papua merupakan pemecahan strategis dan sekaligus penyelesaian atas masalah Wilayah Papua, termasuk konfliknya.
Sebagai Uskup Agung, dirinya juga ingin menyampaikan pesan kepada dunia bahwa Papua tidak seperti suara-suara para propagandais dan pendukung pemisahan diri Papua dari NKRI.
“Kami di Wilayah Papua Selatan hidup dalam damai, toleran dan kerukunan antar suku sungguh terlihat. Konflik bukan berada di Wilayah Selatan. Dunia harus tahu Papua itu seperti apa dan saya ingin menegaskan bahwa Papua adalah wilayah NKRI. Saya ingin Papua diselesaikan secara damai, cepat dan tanpa dendam,” ujar Uskup Agung Mgr Mandagi, setahun yang lalu.
Baca Juga:
Jelang Hari Listrik Nasional Ke-79, PLN UP3 Jambi Turut Nyalakan Serentak Light Up The Dream Masyarakat Tidak Mampu Di Provinsi Jambi
Sebulan sebelum terbentuknya tiga provinsi Papua baru hasil pemekaran, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas terbang ke Vatikan, dan atas nama Presiden Joko Widodo mengundang Paus Fransiskus untuk berkunjung ke Indonesia.
Undangan itu disampaikan Yaqut Ketika bertemu dengan Paus Fransiskus di Vatikan pada Rabu (8/6/2022). [hot]