Dalam melakukan segala kegiatan terutama dalam memilih dan mengangkat ondoafi, masyarakat terlebih dahulu meminta izin ke gunung ini.
Indra berharap, pengelolaan desa wisata tersebut harus menitik beratkan kepada kolaborasi. ”Tidak bisa Desa Tobati sendirian. Bekerja sama dengan desa lain.
Baca Juga:
Sandiaga Uno Sebut Generasi Z dan Y akan Buat Transformasi Digital Lebih Cepat
Karena manfaatnya akan untuk masyarakat. Kalau makin banyak homestay-nya nanti makin bagus, makin banyak pengunjungnya,” ujar Indra.
Sedangkan soal potensi adat dan budaya, desa tersebut memiliki Rumah Adat Kariwari Suku Tobati. Kariwari adalah rumah adat yang dihuni oleh suku Tobati-Enggros yang tinggal di tepi Danau Sentani, Jayapura.
Rumah ini menjadi rumah khusus laki-laki yang berumur sekitar 12 tahun. Ia mencari pengalaman hidup dan mencari nafkah setelah mereka menikah.
Baca Juga:
Survei CSIS: Kalangan Muda Lebih Suka Ganjar Ketimbang Anies dan Prabowo
Mereka diajarkan menjadi laki-laki yang tangguh, kuat dan bertanggung jawab serta berani. Klan (suku) yang terdapat di Kampung Tobati adalah Klan Hamadi, Ireuw, Dawir,Haay, Hababuk, Meraudje, Hasor, Injama, Affar, Mano, dan Sremsrem. Ada 2 klan besar yang mengepalai kampung yaitu Klan Hamadi dan Klan Ireuw.
Masyarakat setempat juga memiliki tarian dan nyanyian bagi para wisatawan, yakni Tari Fie (tarian di atas perahu untuk mengantar hasil buruan ke ondoafi), Tari Warpu (tarian pada upacara pelantikan ondoafi besar), tarian pada upacara perkawinan dan tarian pada saat ondoafi meninggal. [hot]