“Setiap kami datang ke Papua hal yang memiriskan itu memang dibuktikan oleh temuan - temuan kami. Semuanya ini harus masuk dalam agenda pastoral gereja”, ujarnya.
Gereja tidak bisa diam terkait hal ini. Saya sangat kecewa ketika gereja masih berpikir bagaimana cara membawa orang ke surga, gereja-gereja kita selalu hadir dengan obsesi untuk membawa orang-orang sekitar kita masuk surga.
Baca Juga:
Pesan Presiden Prabowo Saat Hadiri Perayaan Natal Nasional 2024 di Indonesia Arena GBK
Barangkali perspektif ini harus kita koreksi. Bukankah doa-doa kita adalah jadilah kehendakMu di bumi seperti di surga, datanglah kerajaanMu, artinya bukan orang-orang di dunia ini yang kita bawa ke surga tapi tanda-tanda kerajaan surga itu yang harus kita bawa ke bumi, dan justru itu penugasan kepada gereja, kita diutus untuk membawa Injil kerajaan Allah ke bumi ini, yakni damai sejahtera," tegas Gultom.
Gultom juga menegaskan agar gereja jangan hanya hadir secara fisik, tetapi kehadiran gereja harus benar-benar dapat membawa perubahan bagi umat.
Kalau ada ketidak sejahteraan, kalau ada ketidakadilan itu artinya kita belum ada di situ, gereja belum hadir di situ, gereja mungkin hadir secara fisik, gedungnya megah, tapi apakah daya penebusan Kristus hadir di situ. Itulah yang menjadi soal.
Baca Juga:
Perayaan Natal Nasional 2024 di GBK Dijaga 1.418 Personel Gabungan
Dimana gereja hadir seharusnya disitu ada daya penebusan Kristus. Apa daya penebusan Kristus itu, yang bengkok diluruskan yang lemah diberdayakan kebencian diganti kasih sayang, yang tidak adil dibuat jadi adil, itulah daya penebusan Kristus.
Ini harus menjadi koreksi bagi seluruh gereja-gereja yang ada di Indonesia yang cenderung membangun gedung gereja megah- megah tapi manusianya kurang terbangun," terang Gomar Gultom.
Ketua PGI juga menyindir beberapa Provinsi yang cukup banyak membantu gereja, namun lebih banyak difokuskan untuk bangun gedung gereja dan jalan-jalan bagi para hamba Tuhan ke Jerusalem dan tempat bersejarah lainnya.