3. Pendidikan Formal Gereja
Fokus terhadap pendidikan formal gereja dengan memberikan porsi 5% hingga 7,5% dari total anggaran kpd pendidikan formal gereja. Angkat kepala sekolah minggu dan bendahara sekolah Minggu di seluruh jemaat-jemaat. Hal ini, tidak boleh ditunda tetapi harus jadi prioritas utama.
Baca Juga:
Bulan Kemerdekaan Agustus 2024 dengan Kapatuhan kepada Pemerintah
4. Pemberdayaan Wadah Kategorial
Pemberdayaan semua wadah pelayanan sebagai tiang jemaat-jemaat. Secara serius mengembangkan semua wadah. Beri ruang dan lakukan pendampingan dan ruang berkembang bagi semua wadah sesuai karakteristik mereka masing-masing. Semua kepemimpinan wadah harus mendapatkan pembinaan dengan kurikulum berseri. Untuk tahun pertama kepemimpinan saat ini.
Ada tim khusus yang bertanggung jawab, sehingga perlu 5 tim khusus untuk masing masing wadah. Libatkan ahli yang berkompeten untuk wadah pelayanan kategorial masing-masing.
Baca Juga:
Pdt Maurits Rohrohmana: GPI Papua sebagai Gereja Tetap Mendoakan Negara dan Bangsa
Mungkin 4 hal ini yang perlu jadi perhatian kepemimpinan kali ini, dan pasti gereja akan lebih laju dari saat² yang lalu. Harus berani rubah paradigma pendekatan kepelayanan kita saat ini, tegas Ronny Imkota.
Gedung Gereja GPI Papua Petra Muli Merauke di Jalan Raya Mandala, tempat persidangan sinode GPI Papua berlangsung (khusus rapat pleno dan rapat-rapat komisi berlangsung di beberapa gedung gereja di seputar kota Merauke) Foto: Frances Wahananews Biro Fakfak di Merauke, 30 Oktober 2022.
Media Wahananews.co meminta juga pendapat lain dari Ronny Imkota, terkait pengembangan ekonomi jemaat, sebagai salah satu sumber daya keuangan jemaat.