Jayapura, WahanaNews-Papua | Pemkab Nabire bersama TNI-Polri mengadakan pertemuan di Kantor Distrik Uwapa dalam rangka mencari solusi serta mendengar keluh kesah pasca konflik 2 kelompok warga yang mengakibatkan 2 warga meninggal dunia.
Pertikaian dan kericuhan terjadi antar suku Mee dengan Suku Dani, pada Senin (05/06) sekitar pukul 12.00 wit lalu, yang dipicu masalah pencabutan plang Tapal Batas Lokasi Tanah Adat di Kampung Urumusu Distrik Uwapa Kabupaten Nabire.
Baca Juga:
LP3BH Manokwari Sesalkan Intimidasi 4 Jurnalis oleh Oknum Polisi di Nabire saat Menjalankan Tugas Peliputan
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan bahwa pertemuan dilaksanakan Pemkab Nabire dan Aparat Keamanan dengan warga guna mencari solusi penyelesaian konflik yang terjadi, Kamis (8/6/23).
Adapun yang menghadiri kegiatan tersebut Bupati Nabire Mesak Magai, S.Sos., M.Si., Bupati Paniai Meky Nawipa, Kapolres Nabire AKBP I Ketut Suarnaya, SH, S I.K, Dandim 1705 Nabire Letkol Inf. Donni Firmansyah M. Han, Sekda Pemda Kabupaten Nabire Pieter Erari, S.E., M.Si, Tokoh Masyarakat Suku Mee Mapia Oskar Makai, SH.
Bupati Nabire menyampaikan tujuan pertemuan untuk memastikan keamanan di Nabire kondusif, serta membantu memediasi penyelesaian masalah yang telah terjadi.
Baca Juga:
Masyarakat Nabire Papua Tengah Bisa Beli Sembako Murah di Safari Ramadan BUMN dari PLN
“Pemkab Nabire menyampaikan turut berduka cita atas meinggalnya dua korban dari masyarakat Suku Mee dan tujuannya kami mengadakan pertemuan ini untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di Nabire,” ucapnya.
Lebih lanjut, pihaknya tidak ingin kembali ada korban maupun hal-hal yang tidak diinginkan bersama seperti pembakaran rumah warga ataupun lainnya.
Konflik yang terjadi harus segera diselesaikan sehingga warga dapat kembali beraktifitas tanpa adanya rasa takut yang berkepanjangan.
Sementara, Kapolres Nabire AKBP I Ketut Suarnaya melaporkan bahwa pada Rabu (07/06/23) sekitar pukul 22.45 wit telah terjadi pembakaran rumah warga, data sementara personel di lapangan bahwa di Km 80 sebanyak 6 rumah dan Km 64 sebanyak 1 rumah terbakar rangkaian pasca konflik 2 kelompok warga tersebut.
“Kini kami juga masih melakukan penyelidikan terhadap para korban yang mengalami luka-luka pasca konflik yang terjadi di Kabupaten Nabire,” ucap Kapolres Nabire.
Aparat gabungan TNI/Polri bersama Pemerintah Daerah akan melakukan upaya agar konflik dapat berakhir tanpa adanya jatuh korban maupun kerugian material,” ujar Kapolres.
Kapolres Nabire mengimbau kepada seluruh masyarakat yang hadir pada saat ini agar dalam penyelesaian masalah harus diselesaikan dengan baik dan aman.
"Semua warga wajib menjaga situasi Kamtibmas kabupaten Nabire tetap kondusif," imbaunya.
Kapolres juga meminta kepada para tokoh maupun yang diberikan tanggung jawab di masing-masing kelompok untuk bisa membantu dalam mengendalikan warganya, sehingga kedamaian dapat tercipta di Kabupaten Nabir, juga aktifitas dapat berjalan normal kembali.
Dalam pertemuan, warga mendengarkan arahan Bupati dan Kapolres Nabire, lalu dilanjutkan dengan penyerahan santunan dari Bupati Nabire sebesar Rp20.000.000,- dan Bupati Paniai sebesar Rp100.000.000,- kepada pihak keluarga korban meninggal. [hotbert purba]