Juru Bicara Jaringan Damai Papua (JDP) Yan Christian Warinussy, SH. (Foto: YCW / Papua.WahanaNews.co)
JDP masih belum memperoleh konfirmasi, apakah kepergian warga sipil dari distrik Paro ke arah distrik Kenyam tersebut apakah atas kehendak mereka sendiri?
Baca Juga:
Brigjen Pol Faizal Ramadhani: Pembebasan Pilot Susi Air dengan Kesabaran dan Pendekatan Damai sebagai Kunci Utama
Atau kah karena mereka diarahkan dan atau dipaksa pergi dari kampung halamannya sendiri? Sebab sesungguhnya sesuai fakta yang ada bahwa setelah melakukan penyergapan terhadap pesawat jenis Pilatus Porter milik maskapai Susi Air dan membawa Capt. Pilot Philip Mark Mehrtens, kelompok TPNPB (KKB) di bawah pimpinan Egianus Kogoya dikabarkan berjalan keluar dari kampung Paro ke markasnya.
Sehingga JDP melihat sesungguhnya tak ada alasan bagi warga sipil penduduk kampung Paro mesti meninggalkan kampung halamannya tersebut.
JDP juga memandang bahwa sebenarnya jika akan dilakukan operasi militer oleh TNI dan Polri untuk mengejar para penyandera pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut, maka masyarakat sipil yang tidak berdosa di Paro justru mesti diprioritaskan berada dalam posisi selamat dan aman.
Baca Juga:
Pembebasan Pilot Susi Air, Tokoh Adat Port Numbay Apresiasi Peran TNI-Polri dan Para Tokoh
"Mereka justru tidak boleh menjadi sasaran dalam gerakan operasi keamanan apapun juga,", imbau JDP melalui Jubir Yan Christian Warinussy.
JDP sekali lagi mendesak Presiden Joko Widodo untuk segera membuka perundingan dengan TPNPB (KKB) demi menyudahi keberlangsungan aksi-aksi kekerasan yang terus terjadi dalam konflik bersenjata di Tanah Papua selama lebih dari 50 tahun terakhir ini.
Pilihan jalan damai demi mengakhiri kekerasan bersenjata antara negara yang direpresentasikan oleh TNi dan Polri dengan kelompok TPN PB (KKB) bagi JDP merupakan agenda prioritas dan mendesak saat ini.