Ia juga mengukir dua patung yang sangat indah serta membuat genderang dengan suara yang nyaring.
Gendang itu ia gunakan untuk mengiringinya menari tanpa henti. Begitu dahsyatnya suara genderang hingga kedua patung yang diukir oleh Fumerispitsy menjadi hidup.
Baca Juga:
Kodam XVII Cenderawasih: Kekerasan di Yahukimo Didalangi OPM Elius Kogab
Dua patung tersebut kemudian ikut menari mengikuti gerakan Sang Dewa yang menabuh genderan.
Konon, kedua patung itulah pasangan manusia pertama yang menjadi nenek moyang Suku Asmat di Tanah Papua.
Mitologi di atas hidup di kalangan masyarakat Suku Asmat.
Baca Juga:
KKB Serang Guru di Yahukimo, Enam Orang Dikabarkan Tewas
Mereka memiliki sistem kepercayaan serta adat istiadat yang menarik hingg mengundang para peneliti dari seluruh penjuru dunia berkunjung ke kampung Suku Asmat.
Dikenal Khalayak Tahun 1930
Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, nama Suku Asmat dikenal khalayak pada tahun 1930 saat suku ini melakukan serangan ke daerah suku Mimika.